Jumat, 15 Agustus 2025

Virus Monkeypox

Tandanya Mirip, Ada Benjolan Berair, Ini Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

Penyakit yang disebabkan virus cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox) terlintas memiliki kesamaan tanda. Apa bedanya?

FACE2FACE AFRICA
Kondisi kaki yang terserang virus cacar monyet atau monkeypox. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penyakit yang disebabkan virus cacar air (chickenpox) dan cacar monyet (monkeypox) terlintas memiliki kesamaan tanda.

Sama-sama ada benjolan-benjolan berair yang menyebar di seluruh tubuh.

Namun untuk monkeypox tampilannya terlihat lebih ekstrem karena hingga membuat kulit terkelupas atau berisi cairan nanah.

Lalu bagaimana ciri dan pembedanya?

Baca: Virus Monkeypox Menyebar di Singapura, Ini Antisipasinya Agar Cacar Monyet Tak Menular di Indonesia

Meredakan cacar air dengan sampo.
Meredakan cacar air dengan sampo. (Kolase/Daily Mirror)

Cacar Air

Seperti melansir dari World Health Organization (WHO) menjelaskan kalau cacar air disebabkan oleh infeksi primer dengan virus varicella-zoster (VZV).

Cacar air sangat mudah ditularkan melalui pernapasan atau kontak langsung dengan lesi kulit orang yang menderita.

Gejala-gejala pertama yang muncul setelah masa inkubasi 10-21 hari seperti demam, malaise hingga ruam gatal yang khas.

Cacar air umumnya sembuh sendiri secara bertahap, yang menghilang selama 7-10 hari.

Baca: Apa Sebenarnya Monkeypox atau Cacar Monyet? Berikut Cara Penularan hingga Mengancam Indonesia

Selama proses penyembuhan yang nantinya ruam akan berubah menjadi ruam ini masih bisa menularkan virus.

Cacar air dapat dicegah dengan imunisasi dan berbagai formulasi vaksin yang berfungsi sebagai antigen tunggal dan dalam kombinasi dengan vaksin campak, gondok dan rubela.

6 Fakta Virus Monkeypox, Penyakit Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di Singapura
6 Fakta Virus Monkeypox, Penyakit Cacar Monyet yang Pertama Kali Muncul di Singapura (PUBLIC HEALTH IMAGE LIBRARY/CDC)

Cacar Monyet

Sementara virus monkeypox ini termasuk virus langka yang kebanyakan penderitanya berasal dari Afrika.

Masa inkubasi virus monkeypox dari terinfeksi hingga timbulnya gejala berkisar 5 hingga 21 hari.

Ada dua periode invasi yaitu pada lima hari pertama ditandai demgan demam, sakit kepala hebat, dan pembekuan kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.

Kemudian periode kedua adalah periode erupsi kulit, pada tiga hari pertama akan munculnya ruam pada wajah hingga ke bagian tubuh lainnya seperti telapak tangan ataupun kaki.

Bentuk ruamnya ada yang berisi cairan kecil, melepuh yang diikut kerak sekitar 10 hari dengan jumlah yang cukup banyak.

Baca: Berita Terkini Cacar Monyet atau Monkeypox: Sudah Mengancam Batam, Dinkes Riau Minta Pengawasan

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 14 hingga 21 hari.

Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.

Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium dengan berbagai tes mulai dari darah ataupun serum.

Virus monkeypoox dapat ditimbulkan karena melakukan kontak dengan hewan-hewan yang terinfeksi virus tersebut seperti tikus.

Virus ini mayoritas ditularkan oleh hewan ke manusia.

Monkeypox ini ditularkan dari satu manusia ke manusia lain melalui kontak khusus terlenih saat pernapasannya sedang terinfeksi, lesi kulit atau benda yang terkontaminasi oleh cairan penderita monkeypox.

Monkeypox dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti pneumonia dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian.

Cacar air dan cacar monyet ini bisa sembuh sendiri dan kebanyakan terjadi pada usia anak-anak.

Belum Ada Pemeriksaan WNA Ekstra di Indonesia

Sementara itu, Kasubdit Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, dr. Endang Budi Hastuti menyebutkan pemerintah belum memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ekstra bagi warga asing yang berada di Indonesia.

“Untuk saat ini belum ada arahan untuk pemeriksaan ekstra bagi tamu asing,” ungkap dr. Endang kepada Tribunnews.com, Selasa (14/5/2019).

Virus monkeypox ini juga tidak memiliki vaksin khusus untuk pencegahan seperti layaknya vaksin cacar biasa.

Mulai maraknya merebah wabah penyakit baru yang dikenal dengan sebutan cacar monyet yang belakangan diketahui penyebarannya sudah meluas di Singapura.(KOMPAS.com/ HADI MAULANA)
Mulai maraknya merebah wabah penyakit baru yang dikenal dengan sebutan cacar monyet yang belakangan diketahui penyebarannya sudah meluas di Singapura.(KOMPAS.com/ HADI MAULANA) ()

“Saat ini tidak (penggalakan vaksin cacar), karena monkeypox ini saat ini tidak ada vaksinnya,” ujar Endang.

Kemenkes pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi virus monkeypox dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun.

Kondisi bocah Afrika yang badannya terserang virus cacar monyet atau monkeypox. (360nobs.com)
Kemudian menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

“Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono.

Virus monkeypox ini ditularkan melalui binatang (zoonosis) yang dapat terjadi dengan kontak dengan darah, cairan tubu, atau lesi pada kulit dari binatang yang terkena virus.

Kondisi tangan yang terkena penyakit monkeypox atau cacar air. (The Straits Times)
Batam dan Riau Waspada

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan