Selasa, 9 September 2025

Virus Corona

Ini Obat Flu dari Jepang yang Dipercaya Efektif Obati Virus Corona, China Akui Khasiatnya

Otoritas kesehatan di China menyatakan, obat asal Jepang untuk mengobati flu efektif dalam mengatasi virus corona.

Editor: Hasanudin Aco
Shutterstock
ILUSTRASI Obat. 

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Otoritas kesehatan di China menyatakan, obat asal Jepang untuk mengobati flu efektif dalam mengatasi virus corona.

Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif.

Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.

"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020).

Baca: Curhat Calon Pengantin di Jakarta Terpaksa Tunda Pernikahan Akibat Corona

Baca: Melihat Cara Korea Selatan dan Singapura Atasi Corona, Dipuji Dunia dan Dijadikan Rujukan

Dilansir The Guardian Rabu (18/3/2020), pasien yang mendapat obat flu di Shenzhen menunjukkan hasil negatif rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif.

Dilaporkan NHK, hasil itu kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendaapt favipiravir, di mana mereka baru negatif 11 hari setelah didiagnosa tertular.

Hasil Sinar X juga memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 persen. Berbanding 62 persen tanpa favipiravir.

Fujifilm Toyama Chemical, pabrikan pembuat obat flu dengan nama lain Avigan tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.

Dampak dari komentar Zhang, saham perusahaan itu dilaporkan menguat 14,7 persen, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.

Saham Fujifilm dikabarkan sempat berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yenk sejak ucapan pejabat China itu menjadi viral.

Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Melalui konsumsi favipiravir, tim medis berharap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan itu tidak sampai berkembang di tubuh pasien.

Sumber dari kementerian kesehatan Negeri "Sakura" mengungkapkan, Avigan itu tidak efektif jika gejala yang dialami pasien sudah parah.

"Kami memberikan Avigan 70-80 pasien. Namun, tidak terlalu bekerja dengan baik ketika virusnya sudah berkembang dalam tubuh," terang dia kepada Mainichi Shimbun.

Pejabat anonim itu mengatakan, mereka juga sempat melakukan studi menggunakan kombinasi obat HIV antiretrovirals lopinavir dan ritonavir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan