Senin, 15 September 2025

Mengenali Hantavirus yang 'Bikin Ramai' Media Sosial di Tengah Wabah Virus Corona

Meski kini dunia tenga dilanda virus corona, tidak ada indikasi hantavirus akan menjadi pandemi selanjutnya.

Learn Worthy
ilustrasi hantavirus - Hantavirus Bukan Virus Baru, Ini Alasan Mengapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di China yang dinyatakan positif hantavirus meninggal dunia Senin (22/3/2020), Global Times melaporkan.

Kematian pria yang terjangkit hantavirus itu sempat membuat kepanikan netizen di media sosial.

Postingan Global Times di Twitter, setidaknya telah di-retweet lebih dari 15 ribu kali.

Namun masyarakat tidak perlu panik berlebih.

Meski kini dunia tenga dilanda virus corona, tidak ada indikasi hantavirus akan menjadi pandemi selanjutnya.

Baca: Pria di China Meninggal karena Hantavirus, Berikut Cara Penularan, Gejala hingga Pencegahannya

Menurut CDC, kasus-kasus hantavirus sangat jarang terjadi.

Dalam sebagian besar kasus, hantavirus pun tidak menular dari manusia ke manusia.

ilustrasi hantavirus 2
ilustrasi hantavirus (Learn Worthy)

Hantavirus menyebar akibat dari kontak dekat dengan urin, kotoran, atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi terutama tikus.

Beberapa jenis tikus tertentu di Amerika Serikat dapat membawa virus, yang ditularkan ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi.

"Hantavirus yang menjangkiti warga Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain," tulis CDC di situs resminya.

Kasus langka di Chili dan Argentina mencatat penularan dari manusia ke manusia hanya ketika seseorang berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang menderita salah satu jenis hantavirus, yaitu virus Andes, kata CDC.

Di Amerika Serikat, virus dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus, penyakit pernapasan parah yang bisa berakibat fatal.

Gejalanya berupa kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, kedinginan, dan masalah perut.

Baca: Thailand Punya Robot Ninja yang Bisa Pantau Pasien Corona

Batuk dan sesak napas dapat terjadi jika paru-paru dipenuhi cairan, kata CDC.

Demam berdarah dengan sindrom ginjal, sebagian besar ditemukan di Eropa dan Asia.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan