Komisi IX DPR RI Kunjungi Pabrik Jamu di Semarang, Soroti Pentingnya Jamu untuk Kesehatan Bangsa
Riset ilmiah dan uji klinis yang terus berkembang membuka peluang besar bagi jamu untuk masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
Penulis:
Muhammad Fitrah Habibullah
Editor:
BizzInsight
TRIBUNNEWS.COM - Industri jamu Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang makin menjanjikan. Sering dipandang hanya sebagai warisan tradisi leluhur, jamu kini mulai mendapat tempat dalam diskursus medis modern. Tren back to nature dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan preventif membuat jamu kian relevan.
Lebih jauh lagi, riset ilmiah dan uji klinis yang terus berkembang membuka peluang besar bagi jamu untuk masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal, berdampingan dengan obat-obatan farmasi.
Namun, agar jamu dapat menjadi terapi yang sahih secara medis, diperlukan dukungan kuat dari riset, regulasi, hingga literasi tenaga kesehatan. Di titik inilah peran pelaku industri, akademisi, dan pemerintah menjadi sangat penting.
Oleh karena itu, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) kembali menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin pasar industri jamu di Indonesia. Kali ini, perusahaan yang dikenal dengan produk legendaris Tolak Angin tersebut menerima kunjungan kerja dari Komisi IX DPR RI di pabrik Sido Muncul di Kabupaten Semarang.
Rombongan DPR dipimpin oleh Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep., bersama lima anggota dewan lainnya, serta perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, BPJS Ketenagakerjaan, hingga jajaran Pemerintah Kabupaten Semarang.
Dalam sambutan virtualnya dari House of Jamu, Cipete, Jakarta, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul, menegaskan prinsip yang selalu ia pegang sekaligus memaparkan kondisi industri jamu di Indonesia. Ia menyebut jumlah pabrik jamu mencapai 1.600, atau delapan kali lebih banyak dibanding pabrik farmasi, namun ukuran pasarnya masih jauh lebih kecil.
Dengan dukungan lebih dari 5.000 karyawan, Irwan menekankan bahwa kesejahteraan pekerja merupakan prioritas utama perusahaan.
“Kalau karyawannya bahagia menurut saya produktivitasnya tercapai. Di sisi lain kalau produktivitasnya tercapai tapi mereka tidak bahagia, bagi saya itu kurang baik,” ucap Irwan.

Jamu sebagai Obat Andalan
Pada kesempatan ini, Irwan menegaskan bahwa jamu bukan untuk menggantikan obat farmasi, melainkan berjalan berdampingan.
“Menurut saya obat-obat itu bukan digantikan, tapi bisa juga saling mendampingi. Obat farmasi itu tentu penting, dan jamu hadir sebagai pendukung,” jelas Irwan.
Irwan kemudian mengaitkan dengan dunia medis dengan memanfaatkan sumber daya dokter di Indonesia yang sudah ada.
“Menurut saya enggak perlu ada profesi baru seperti di Tiongkok yang punya traditional Chinese doctor. Dokter yang ada saja, tapi dia paham tentang jamu. Itu lebih efisien dan pasti lebih pintar. Dokter itu mendiagnosis penyakit. Tinggal kalau dia tahu ada obat farmasi sama obat jamu, dia bisa mengombinasikan,” tambahnya.
Demi mewujudkan jamu sebagai salah satu pengobatan, Sido Muncul aktif membangun literasi di kalangan tenaga medis.
“Saya sudah 53 kali pergi ke fakultas kedokteran untuk memperkenalkan riset-riset herbal. Kami buat ringkasan literatur, lalu dibagikan ke dokter-dokter supaya bisa belajar. Bahwa riset obat-obat herbal itu sudah ada, banyak sekali yang dilakukan,” ujar Irwan.

Produk Tunggal dengan Standar Global
Terkait produk Sido Muncul, Irwan juga menjelaskan perbedaan pendekatannya terhadap fitofarmaka.
“Produk Sido Muncul itu produk tunggal, bukan fitofarmaka. Yang penting produknya aman, berkhasiat, dan terstandar. Kami melakukan uji toksisitas, uji khasiat, dan standarisasi.
Melengkapi hal tersebut, Irwan menegaskan bahwa pabrik Sido Muncul dibuat memenuhi standar agar bisa memproduksi produk terbaik untuk bisa digunakan di kalangan tenaga medis. Di hadapan anggota dewan, Irwan menyampaikan harapan agar pemerintah mendukung penelitian bahan baku jamu.
“Sekarang BPOM hanya mengizinkan sekitar 350 jenis tanaman obat. Padahal jumlahnya ada 28.000. Kalau setiap tahun bisa diteliti 50 bahan lewat uji toksisitas, dalam 10 tahun akan bertambah 500 lagi. Uji toksisitas penting dan tidak mahal, sekitar Rp200 juta per bahan. Dengan begitu, bahan-bahan baru bisa digunakan secara legal.”
Baca juga: Kunjungi Pabrik Sido Muncul, Gubernur Jateng Apresiasi Kontribusi Perusahaan Jamu untuk Negeri
Bagi Sido Muncul, momentum ini adalah pengakuan bahwa jamu bisa bersanding dengan obat-obatan medis di dunia kesehatan.
“Saya mohon nanti kalau ada kesempatan, saya akan ngomong di DPR, supaya Komisi IX ini punya gambaran yang jelas posisinya apa si jamu ini. Bukan sesuatu yang bisa menggantikan obat tapi juga tidak bisa dikalahkan sama obat,” pungkas Irwan.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto selaku ketua tim kunjungan menyampaikan apresiasinya setelah meninjau langsung proses produksi di pabrik Sido Muncul.
“Saya sangat senang hari ini bisa keliling melihat langsung produksi Tolak Angin Sido Muncul dan saya sangat terkesan teknologi yang digunakan, kebersihan proses produksinya, serta karyawan-karyawannya. Produksi Tolak Angin bisa rata-rata 4 juta sachet per hari. Itu sangat luar biasa,” ujar Edi.
Edi juga mengingat pengalamannya saat di luar negeri ketika menemukan Tolak Angin di toko-toko kecil, membuktikan bahwa produk legendaris itu telah mendunia.
“Kami berharap ke depan, obat-obat tradisional, termasuk fitofarmaka, bisa bersanding dengan obat-obat kimia. Sehingga mulai dari puskesmas, FKTP, sampai rumah sakit diharapkan produk-produk jamu bisa menjadi salah satu terapi alternatif di Indonesia,” ujar Edi.
Terkait dengan komitmen Sido Muncul, Komisi IX menyoroti peluang integrasi jamu dengan pariwisata kesehatan.
“Kalau Pak Irwan bisa mengelaborasi antara jamu tradisional, lalu dengan hospital yang berbasis lingkungan di Kabupaten Semarang, nantinya dapat memberikan Kabupaten Semarang keunggulan di bidang medical tourism,” tutup Edy.
Baca juga: Perusahaan Jamu ini Kembali Gelar Operasi Katarak Gratis bagi 200 Pasien di Indramayu
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Anggota Komisi IX DPR RI
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat
Manfaat Jamu Herbal
Perusahaan Jamu ini Hadirkan Inovasi Pariwisata, Mulai dari Wisata Edukasi hingga Sport Tourism |
![]() |
---|
Dukung Pariwisata Indonesia, Perusahaan Jamu Ini Tunjukkan Pesona Labuan Bajo di Iklan Terbarunya |
![]() |
---|
Perusahaan Jamu dan Farmasi Ini Salurkan Rp200 Juta untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta |
![]() |
---|
Kembali Resmikan Gerai Sehat di RS UKM Bandung, Perusahaan Jamu Ini Sosialisasikan Transformasi Jamu |
![]() |
---|
Menilik Manfaat Jamu dan Herbal, Solusi Kesehatan Alami di Era Green Lifestyle |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.