Virus Corona
Jam Berapa Efektif untuk Berjemur di Bawah Sinar Matahari? Ini Penjelasan Dokter Kulit RSCM
Menurut dr Sondang Aemilia P Sirait SpKK, berjemur tidak hanya didasari kapan waktunya saja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir masyarakat Indonesia rajin berjemur di bawah terik panas matahari.
Informasi yang beredar menyebutkan cara itu cukup efektif untuk terhindar dari Virus Corona atau Covid-19.
Namun, cara ini pun ternyata menimbulkan perdebatan di media sosial.
Terutama jam berapa yang efektif berjemur dan berguna untuk kulit.
Sejak dahulu kita selalu disarankan untuk berjemur di sinar matahari pada pagi hari, tapi belakangan sinar matahari pagi dianggap belum banyak untuk mendapatkan vitamin D untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Jadi kapan waktu berjemur yang efektif dan berapa lama berjemur yang baik?
Menurut dr Sondang Aemilia P Sirait SpKK, berjemur tidak hanya didasari kapan waktunya saja.
Tapi perlu juga diperhatikan saat berjemur adalah durasi dan warna kulit seseorang.
Sondang Aemilia menjelaskan, tubuh kita memiliki sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh paling utama diperankan leukosit dan makrofa sel darah putih di tubuh kita.
Sinar matahari, perannya adalah membentuk vitamin D.
Sinar matahari memiliki panjang gelombang dengan range paling luas dan lebar. Paling banyak dibicarakan adalah ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB).
UV A, paling banyak, yakni 95 persen dari seluruh ultraviolet, UVB hanya 5 persen.
“Padahal untuk membentuk vitamin D membutuhkan UVB. Jadi kita harus pandai-pandai, kapan paling banyak, di jam berapa?,” kata dokter Sondang Aemilia kepada wartakotalive.com.
Ada satu keuntungan dan juga kerugian dari UVB ini, yakni gelombangnya lebih pendek, sehingga jadi akan lebih susah untuk tembus dari atmosfir.