Virus Corona
Jam Berapa Efektif untuk Berjemur di Bawah Sinar Matahari? Ini Penjelasan Dokter Kulit RSCM
Menurut dr Sondang Aemilia P Sirait SpKK, berjemur tidak hanya didasari kapan waktunya saja.
Kalau sedang banyak awan, polusi, UVB ini sulit sampai ke permukaan bumi, artinya juga sulit juga sampai ke permukaan kulit.
Sementara UVA gelombangnya lebih panjang, sehingga dapat tembus sampai ke lapisan dermis.
Tapi karena UVA inilah yang bisa menyebabkan kanker kulit, penuaan dini, serta rusaknya kolagen yang menyebabkan munculnya keriput.
Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini (RSCM) ini mengatakan, ketika matahari terbit, biasanya baru sedikit ultraviolet yang bisa tembus ke permukaan bumi karena ada sudut kemiringan.
Sehingga untuk melewati atmosfir yang begitu panjang dia akan banyak terserap, terutama UVB.

Tapi begitu makin tinggi, posisi sekitar 45 derajat terhadap permukaan bumi, terhadap di mana kita berdiri sudah semakin tinggi disebut dengan UV indeks, atau indeks kekuatan sinar ultraviolet.
Nah saat itu, ultravioletnya dua-duanya ada, baik UVA dan UVB.
Semakin tinggi di tengah hari atau mid day atau pukul 12:00an adalah puncak ultraviolet indeks.
Artinya, jika dikaitkan dengan kondisi Indonesia, secara umum indeks ultra violet (indeks UV) akan semakin tinggi (baik) saat matahari berada persis di atas kepala (pukul 11:00-14:00).
“Jadi kalau mau dapat manfaat dari UVB, karena satu-satunya yang bisa memproduksi vitamin D adalah UVB tinggi, ya cari saat indeks UV-nya tinggi juga," katanya.
Dari berbagai penelitan, pukul 09:00 UV B ada tapi UV indeks rendah, pukul 08;00 WIB lebih redah lagi.
"Jam 10 sudah cukup lebih tinggi. Makin siang, biasanya makin tinggi. Makanya ada anjuran macam macam, kenapa harus jam sekian kenapa pagi dan siang. Padahal siang kan panas terik,” katanya.
Perhatikan Faktor Tipe Kulit
Selain UV indeks, faktor lain yang menentukan masuknya UVB ke kulit adalah tipe kulit atau warna kulit seseorang.
Di dunia ada enam tipe kulit.