Hari Kesehatan Mental Dunia 2020: Layanan Kesehatan Mental di Asia Tenggara Masih Sulit Diakes
Sebuah studi menunjukan pula ada 3 juta orang meninggal setiap tahun karena penggunaan alkohol serta bunuh diri yang terjadi setiap 40 detik.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Organisasi kesehatan dunia atau WHO merilis Hari Kesehatan Mental Dunia 2020 yang bertepatan dengan mewabahnya Covid-19.
Dari rilis resmi yang diterima Tribun, Sabtu (10/10/2020), disebutkan dunia rata-rata satu dari 10 orang memiliki kondisi kesehatan mental yakni depresi.
Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara, Dr Poonam Khetrapal Singh mengatakan, semua orang membutuhkan akses pelayanan kesehatan mental yang berkualitas dan perawatan yang efektif.
Sebuah studi menunjukan pula ada 3 juta orang meninggal setiap tahun karena penggunaan alkohol serta bunuh diri yang terjadi setiap 40 detik.
Baca: Dianggap Sepele, Ternyata Pekerjaan Rumah Bisa Bakar Kalori dan Kurangi Stres
Baca: Bagaimana Pola Makan Vegetarian Bantu Masalah Kesehatan Mental?
"Sebagian besar kondisi kesehatan mental dapat ditangani secara efektif dengan biaya yang relatif murah. Namun lebih dari seperempat populasi dunia tinggal di negara di mana hanya ada satu psikiater untuk setiap 100.000 orang," kata Dr.Poonam.
Sementara, di wilayah Asia Tenggara, empat dari setiap lima orang yang membutuhkan layanan kesehatan mental tidak mampu untuk mengaksesnya.
Baca: 10 Manfaat Tidur Siang, Merasa Bahagia hingga Menghilangkan Gangguan Mental
Dengan meningkatkan investasi dalam perawatan kesehatan mental yang berkualitas, maka secara dapat signifikan meningkatkan kesehatan mental, kesejahteraan, dan ketahanan.

"Mengingat besarnya dampak sosial dan ekonomi COVID-19, negara dan mitra harus bertindak dengan cepat dan skala untuk mengamankan dan menerapkan dana yang diperlukan, seperti yang digarisbawahi oleh tema kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini," tuturnya lagi.
WHO berharap agar negara di seluruh dunia dapat membuka lebar akses perawatan kesehatan mental terlebih meluasnya dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19.
Termasuk kebutuhan kritis obat-obatan psikiatri, yang mengalami gangguan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental. WHO akan terus memberikan dukungan penuhnya kepada negara dan mitranya untuk memperkuat penyediaan pelayanan dan perawatan mental sesuai kebutuhan selama COVID-19.
"Kita harus memanfaatkan Hari Kesehatan Mental Sedunia ini mempercepat kemajuan dalam memastikan semua orang dapat mengakses perawatan dan perawatan kesehatan mental efektif yang mereka butuhkan untuk tetap sehat, baik, dan tangguh."
"Untuk sebuah masa depan sosial dan ekonomi yang lebih sehat, lebih berkelanjutan, bersama-sama kita harus bertindak - dan berinvestasi - sekarang," jelas Dr.Poonam.