Minggu, 7 September 2025

RUU Kesehatan

RUU Kesehatan Ditentang Organisasi Profesi Kesehatan, Menkes Bongkar Penyebab Dokter Spesialis Minim

Saat RUU Kesehatan dibahas, seolah ada 'perang' antara organisasi profesi kesehatan dengan Menkes. Budi Gunadi Sadikin bongkar penyebab penolakan.

Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah tenaga medis dan kesehatan yang tergabung dalam lima organisasi profesi medis dan kesehatan (PB IDI, PPNI, IBI, PDGI, dan IAI) di Indonesia melakukan aksi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (5/6/2023). Aksi tersebut menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law RUU Kesehatan yang tengah dibahas Pemerintah dan DPR. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Jadi saya bukan anti IDI atau nggak, saya melihat masyarakat perlu akses dokter yang lebih mudah, lebih banyak, lebih berkualitas. Ya semua yang menghambat, kita buka buat masyarakat," pungkas Budi Gunadi.

Dokter Spesialis Minim, Rekomendasi Organisasi Profesi Jadi Ganjalan

Ilustrasi dokter sedang melakukan pemeriksaan jantung
Ilustrasi dokter sedang melakukan pemeriksaan jantung (Pexels/Los Muertos Crew)

Saat ini masih banyak masyarakat yang sulit dalam mengakses layanan kesehatan, khususnya mereka yang membutuhkan penanganan Dokter Spesialis.
Ia mencontohkan, kematian terbesar di Indonesia akibat stroke, jantung, dan kanker.

Ketika faktanya, penyakit mematikan itu semakin banyak, layanan kesehatan yang optimal masih terkendala minimnya dokter dan tenaga kesehatan yang jumlahnya memadai.

Baca juga: Apakah Wajar Jika Anak laki-laki Suka Warna Pink? Dokter Spesialis Anak Beri Penjelasan

Budi Gunadi menuturkan bahwa yang terjadi saat ini, banyak dokter muda yang sulit untuk bisa membuka praktik di daerah.

Padahal banyak daerah yang kini minim tenaga kesehatan (nakes).

"Yang terjadi di masyarakat adalah susah untuk dokter-dokter muda masuk ke satu daerah punya praktik," jelas Budi Gunadi, dalam tayangan ROSI di Kompas TV yang dikutip Tribunnews, Minggu (18/6/2023).

Ia pun bertanya mengenai alasan mengapa para dokter muda ini sulit untuk menjalankan tugasnya di daerah.

Hal itu karena izin praktik mereka tidak keluar dan izin itu hanya bisa terbit jika mendapatkan rekomendasi dari 'seniornya'.

Budi Gunadi pun menyebut kendala ini secara massive terjadi pada para dokter muda ini.

Ilustrasi dokter demo
Ilustrasi dokter demo ()

"Aku tanya kenapa 'karena izin praktiknya tidak keluar'. Susah kita masuk ke rumah sakit kalau tidak dapat rekomendasi praktik dari 'seniornya', saya nggak bilang (IDI), ini mungkin oknum ya, tapi massively (secara massive) ini terjadi," tegas Budi Gunadi.

Saat ditanya alasan mengapa banyak fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di daerah yang mengalami kekurangan dokter, ia menekankan bahwa salah satu penyebabnya adalah pendistribusian nakes yang tidak merata.

"Distribusinya itu tidak merata, salah satunya penyebabnya (rekomendasi) ini," kata Budi Gunadi.

Dirinya menambahkan bahwa banyak masyarakat yang mengeluhkan antrean panjang demi mendapatkan layanan kesehatan.

Ini karena jumlah dokter yang praktik tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan