Masih Ada Stigma, Johnson & Johnson Adakan Simposium Praktisi Kesehatan Jiwa
Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental di Indonesia masih hidup dengan stigma negatif dan tidak memperoleh pengobatan yang tepat.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Choirul Arifin
Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia.
Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang berkualitas sangat terbatas.
Bahkan lebih dari 75 persen orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan sama sekali.
Lebih lanjut, selain Simposium, lebih dari 60 tahun, Johnson & Johnson telah berdedikasi untuk meningkatkan tingkat kesembuhan penderita gangguan jiwa di seluruh dunia.
Baca juga: Begini Kaitan Obesitas dan Masalah Kesehatan Mental
Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson menemukan, mengembangkan, dan meluncurkan banyak perawatan inovatif untuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem syaraf pusat.
Janssen juga memperluas akses ke perawatan kesehatan jiwa untuk populasi yang paling rentan dan kurang terlayani di dunia, dimulai di Rwanda.
Johnson & Johnson pun turut mendukung program kesehatan mental. Dengan menyediakan sumber daya untuk mendukung petugas kesehatan garis depan di seluruh dunia.
5 Tanda-tanda Masalah Kesehatan Jiwa yang Sering Dialami Jemaah Haji di Tanah Suci |
![]() |
---|
23 Metode Pemeriksaan Kesehatan Gratis Orang Dewasa yang Digelar Pemerintah |
![]() |
---|
Kronologi Imam Masjid Tewas Ditikam Pemuda Skizofrenia di Sulteng, Pelaku Tiba-tiba Serang Korban |
![]() |
---|
Masa Sulit Chicco Kurniawan saat Ibunya Berjuang Hadapi Skizofrenia |
![]() |
---|
Hartanya Digugat, Kakak Atiqah Hasiholan Idap Skizofrenia, Bisakah Gangguan Kejiwaan Ini Sembuh? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.