Selasa, 12 Agustus 2025

Polusi Udara di Jakarta

Bisakah Aroma Terapi Tangkal Polusi Udara? Begini Kata Dokter

Justru, beberapa kelompok aroma terapi tertentu bersifat sensitif. Bahkan bisa menginduksi penyakit alergi.

Shutterstock
Ilustrasi polusi udara yang dapat meningkatkan risiko paparan radikal bebas. Demi menangkal polusi udara dan bau tidak sedap, sebagian besar masyarakat menggunakan aroma terapi.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi menangkal polusi udara dan bau tidak sedap, sebagian besar masyarakat menggunakan aroma terapi. 

Namun, nyatanya aroma terapi tidak bisa mengurangi atau menjaga kualitas udara.

Baca juga: Presiden Jokowi Panggil Pemrov DKI hingga KLHK untuk Rapat cari Solusi Atasi Polusi Udara di Jakarta

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K).

"Aroma terapi bukan upaya untuk mengurangi. Aroma terapi kan tidakmenjaga kualitas udara. Dia membuat ruangan jadi lebih harum," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (14/8/2023). 

Justru, beberapa kelompok aroma terapi tertentu bersifat sensitif. 

Bahkan bisa menginduksi penyakit alergi.

Baca juga: Jokowi: Kemarau Panjang dan Aktivitas Industri jadi Penyebab Parahnya Polusi Udara di Jabodetabek

"Harus hati-hati menggunakan aroma terapi di ruangan, tidak semua cocok," kata Agus. 

Selain itu, kata dr Agus, banyak komponen aroma terapi mengandung partikel-partikel halus. 

Partikel-partikel ini lebih sering bersifat alergenic. 

"Menyebabkan reaksi alergi beruapa batuk-batuk alergi, bronkitis alergi. Jadi hati-hati penggunaanya," pungkas dr Agus. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan