Rabu, 10 September 2025

Gejala Infeksi Bakteri Mycoplasma Pneumoniae pada Anak, Beserta Cara Pencegahannya

Gejala infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae pada anak, beserta beberapa tips pencegahannya menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

TRIBUN SUMSEL/TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Seorang bayi sedang menerima imunisasi yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi dan membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Dalam artikel mengulas gejala infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae pada anak, beserta beberapa tips pencegahannya menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

3. Rajin Cuci Tangan dengan Sabun.

Mencuci tangan secara rutin, bisa melindungi anak-anak dari berbagai penyakit serius.

Seperti pneumonia, diare, bahkan COVID-19.

Cuci tangan yang rutin menjadi penting karena ada jutaan bakteri dan virus tak kasat mata yang bisa menempel di tangan.

4. Memakai Masker saat di Tempat Umum

Masker sangat efektif untuk mencegah penularan pneumonia yang disebabkan oleh droplet pernafasan yang dihirup.

Penggunaan masker yang benar juga diperlukan agar penularan pneumonia dapat dicegah terutama saat anak-anak berada di tempat umum.

Seorang anak memakai masker.
Seorang anak memakai masker. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China Ancam Gelaran BWF World Tour Finals 2023, Dewan BWF Ketar-ketir

5. Kurangi Polusi dalam Rumah

Polusi udara juga bisa menjadi salah satu faktor risiko pneumonia pada anak.

Jadi, polusi udara, termasuk yang ada di dalam rumah, sebaiknya dihindari.

Himbauan Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan himbauan terkait merebaknya kasus Pneumonia di China.

Kemenkes menghimbau agar masyarakat tidak panik menyusul penyebaran undefined pneumonia.

Namun, masyarakat diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri.

Dalam hal ini Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan.

Baca juga: Kasus Pneumonia Merebak, Kemenhub Belum Akan Menutup Akses Masuk Turis China dan Belanda

Yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.

Upaya mitigasi tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan