Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa
Kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera dari Tanoto Foundation menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun.
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Sri Juliati
Ani yang menjadi koordinator mengatakan, ada 65 anak usia 0-3 tahun serta para orang tua yang menjadi penerima manfaat dari keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera.
Mereka terbagi ke dalam empat kelompok usia, yaitu: usia 0-6 bulan; usia 7-12 bulan; usia 13-24 bulan; dan usia 25-36 bulan.
Sepekan sekali, mereka berkegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setiap kegiatan akan didampingi koordinator dan fasilitator.
"Tim pengurus Rumah Anak SIGAP terdiri dari satu koordinator dan empat fasilitator yang sebelumnya telah menjalani seleksi dan pelatihan dari Tanoto Foundation," ujarnya kepada Tribunnews.com.
Baca juga: Program Rumah Anak SIGAP: Inisiatif Tanoto Foundation Siapkan Generasi Berkualitas
Pemberian Stimulasi dan Peningkatan Pengasuhan
Ani menjelaskan, kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak.
Seperti dalam kegiatan hari itu. Para fasilitator atau yang disapa bunda menggelar Kelas Bermain Bersama (KBB) dengan tema mencocokkan angka dan warna dengan alat peraga berupa sedotan warna-warni.
Di hari lain, giliran para ibu yang mendapatkan materi terkait ilmu parenting. Sebut saja tentang tata cara pengasuhan dasar, pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), peran gender dalam pengasuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan materi lain yang berkaitan dengan pengasuhan anak.
Materi tentang pengasuhan bisa didapatkan dari tim pengurus Rumah Anak SIGAP yang setiap bulannya mengikuti coaching dari pihak Tanoto Foundation serta tokoh berkompeten yang diundang sebagai pembicara. Misalnya bidan, dokter, ahli gizi, tokoh agama, hingga akademisi.
"Jadi tidak hanya anaknya yang belajar, orang tua yang mendampingi pun ikut sekolah. Mereka mendapatkan pengetahuan keterampilan agar dapat melakukan pengasuhan yang positif dan responsif," ucap Ani.
Ani mengatakan, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Rumah Anak SIGAP masih bersifat sukarela. Siapapun yang memiliki anak dengan usia di bawah 3 tahun boleh ikut.
Mereka tidak perlu membayar iuran. "Untuk saat ini, kami belum mengutip apapun dari orang tua karena semua kegiatan operasional masih didanai oleh Tanoto Foundation," tambahnya.
Tantangan yang Dihadapi

Selain memberikan dampak positif, keberadaan Rumah Anak SIGAP juga menghadapi beberapa tantangan
Ani mengatakan, dalam menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera tak semudah yang dibayangkan. Hal ini diamini oleh seorang fasilator, Ana Rosalina.
Di awal kehadirannya, yaitu pada Agustus 2023, masyarakat Desa Sokawera banyak yang belum memahami apa itu Rumah Anak SIGAP.
Mereka masih bingung akan seperti apa kegiatan dan aktivitas di Rumah Anak SIGAP. Untuk menjaring peserta, tim pengurus rajin bersosialisasi melalui kegiatan posyandu, PKK, hingga media sosial.
Sumber: TribunSolo.com
Dari Data ke Dampak: Wujudkan Pendidikan yang Mengubah Kehidupan |
![]() |
---|
Longsor di Banyumas Tutup Akses 3 Kecamatan, Hujan Lebat Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Didik Anak Bungsu untuk Disiplin, Zee Zee Shahab Selipkan Pola Asuh VOC |
![]() |
---|
Tanoto Scholars Gathering 2025: Brian Yuliarto Tegaskan Ilmu & Teknologi untuk Kemandirian Bangsa |
![]() |
---|
Fakta Gedung Universitas Terbuka Purwokerto yang Baru Diresmikan, Siswi SMK Jatuh dari Lantai 4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.