Jumat, 15 Agustus 2025

Dari Data ke Dampak: Wujudkan Pendidikan yang Mengubah Kehidupan

Bagi korporasi, data sangat berguna untuk kebutuhan marketing, peningkatan penjualan, hingga ekspansi dan aksi korporasi lainnya.

Editor: Content Writer
Istimewa
BEASISWA PENDIDIKAN - Rischa Agitta Sebayang, penerima Beasiswa pendidikan Tanoto Foundation, bersama anak-anak di Komunitas Sahabat Anak Grogol. 

TRIBUNNEWS.COM - Di era digital saat ini, data seakan menentukan segalanya. Dari struk belanja kebutuhan sehari-hari sampai jumlah pengikut media sosial kita, semuanya merupakan data dan mempengaruhi hidup kita.  

Data pun menjadi sesuatu yang vital dan tak terelakkan, baik bagi individu apalagi bagi suatu perusahaan. Bagi korporasi, data sangat berguna untuk kebutuhan marketing, peningkatan penjualan, hingga ekspansi dan aksi korporasi lainnya. 

Karena itu, profesi data analyst yang mampu membaca, mengolah, menganalisis data, serta menyajikannya ke dalam laporan sebagai basis pengambilan keputusan, kini sangat dicari dan menjadi kebutuhan utama bagi perusahaan.  

Secara global, permintaan profesi ini terus meningkat. Lembaga statistik pekerja di Amerika Serikat, US Bureau of Labour Statistics, merilis laporan bahwa permintaan terhadap profesi ini diproyeksikan mengalami pertumbuhan hingga 23 persen sepanjang 2022-2032. Besarnya persentase itu bahkan nyaris lima kali lipat daripada kebutuhan pekerjaan lainnya yang hanya di angka lima persen. 

Di Indonesia, data analyst juga semakin dicari. Korporasi terkemuka mulai menempatkan data analyst sebagai posisi penting dengan gaji mentereng. Berbagai situs pencari kerja juga menempatkan profesi tersebut sebagai “buruan” utama. Kampus-kampus dan lembaga pendidikan mulai membuka program studi ini. 

Hal itu seiring kesadaran bahwa data merupakan aset penting dan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menentukan kelangsungan sebuah perusahaan atau lembaga. 

Rischa Agitta Sebayang, seorang Marketing Analytic and Research yang berpengalaman mengelola data selama 13 tahun, mengungkapkan kecenderungan tersebut.  

“Di tempat saya bekerja, semuanya data driven (berbasis data). Terutama untuk marketing, karena ketika kita menjual sesuatu kita melihatnya dari lensa customer, sehingga data itu menjadi hal yang penting,” ujarnya. 

Berawal dari kesukaannya mengulik data sejak di bangku kuliah dan bekerja di suatu lembaga riset pasar, Rischa meniti karier sebagai data analyst di berbagai industri. Mulai dari perusahaan keuangan, industri pertambangan, hingga kini di sebuah perusahaan transportasi ternama. 

Sebagai data analyst, Rischa bertugas menggali dan menganalisis berbagai data internal dan eksternal yang penting bagi suatu perusahaan. Data tersebut meliputi, transaksi, perilaku konsumen, hingga data demografi dan geospasial. Dari anaslisisnya atas data-data tersebut, ia memberikan rekomendasi langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan. 

“Data is everywhere. Ke manapun kita berjalan dan melangkah itu pasti ada data. Tinggal datanya itu penting dan berguna buat kita atau tidak,” tandasnya.

Bertahan dan berkembang dengan data

Rischa menyatakan, pemanfaatan data membuat pengambilan keputusan suatu perusahaan lebih akurat. 

“Perusahaan yang data driven dalam marketing atau untuk keputusan-keputusan strategis itu lebih bisa bertahan atau bisa membuat strategi yang lebih nendang, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih tepat,” tandasnya.

Ketika ingin meningkatkan penjualan, melakukan ekspansi, atau bertahan di situasi krisis, perusahaan itu bergantung pada data. Sebagai ilustrasi, saat mengalami penurunan penjualan, data dari kondisi tersebut dapat dielaborasi terkait penyebabnya, jumlah penurunan, hingga di wilayah mana saja produk itu mengalami penurunan penjualan. “Sekian banyak data itu berguna untuk dijadikan sebuah action,” ujar Rischa.

Aksi korporasi berbasis data tersebut berguna untuk meningkatkan performa perusahaan, misalnya melalui penerapan strategi promosi baru, promosi yang lebih gencar di daerah tertentu, hingga penambahan varian produk. Namun, Rischa tak memungkiri ada kalanya perusahaan belum mampu mengelaborasi temuan data secara lebih jauh. 

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan