Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa
Kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera dari Tanoto Foundation menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun.
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Sri Juliati
Hingga akhirnya, ada 80an anak usia dini yang terdaftar sebagai peserta layanan Rumah Anak SIGAP sejak diresmikan.
"Dari 80 anak itu, yang sudah lulus ada 15 anak. Lulusnya karena usia mereka sudah di atas 3 tahun dan sisanya 65 anak masih menjadi penerima manfaat hingga sekarang," kata Ana.
Kendala lain yang dihadapi Ana dkk adalah mengubah pola asuh orang tua. Menurutnya, ini adalah bagian tersulit. Namun dengan pendekatan yang dilakukan, perlahan mulai ada perubahan pengasuhan.
"Dulu pengasuhan anak dilakukan secara asal-asalan, misalnya masih banyak ibu yang anaknya belum 6 bulan sudah dikasih makan atau MPASI dini. Sekarang sudah tidak ada lagi," tutur Ana.
Ana menuturkan, mayoritas orangtua yang menjadi penerima manfaat Rumah Anak SIGAP adalah ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP dan SMA.
Tingkat partisipasi juga menjadi satu tantangan yang dihadapi saat menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera.
Terlebih pada kategori anak usia 0-6 bulan di mana mereka menjadi peserta paling sedikit di antara kelompok usia yang lain. Hanya ada 3 anak.
Menurut Parsini, fasilitator lainnya, hal ini erat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang mana bayi yang belum berusia 40 hari, tidak boleh dibawa keluar rumah.
"Pamali katanya kalau belum 40 hari sudah dibawa keluar rumah. Biasanya dilarang oleh simbah-simbah mereka," kata dia.
Mengetahui hal tersebut, pendekatan yang dilakukan Parsini lebih berfokus pada edukasi tentang hal positif seperti daya tahan tubuh.
Tantangan lainnya ada pada tingkat kehadiran yang cenderung tak bisa sampai 100 persen untuk kelompok 0-6 bulan dan 6-12 bulan.
"Tingkat kehadiran di dua kelas ini, rata-rata di angka 80 persen. Kalau yang kelompok usia atas, seringnya 100 persen karena mereka paling semangat saat berkegiatan di sini," ujar Parsini.
Baca juga: FOTO Secercah Harapan dari Rumah Anak SIGAP Sokawera Banyumas
Dampak Baik dan Nyata
Parsini mengungkapkan, kehadiran Rumah Anak SIGAP di tengah Desa Sokawera telah memberikan dampak baik serta manfaat nyata bagi penerima layanannya.
Anak-anak yang semula malu dan hanya mau dipangku sang ibu saat pertama kali datang, mereka kini lebih berani dan mudah berteman.
Selain itu, tumbuh kembang anak-anak juga sesuai dengan tahapan. Jika masih ada anak yang mengalami keterlambatan, tim pengurus akan melakukan sejumlah langkah intervensi stimulasi demi mengejar ketertinggalan tersebut.
Sumber: TribunSolo.com
Dari Data ke Dampak: Wujudkan Pendidikan yang Mengubah Kehidupan |
![]() |
---|
Longsor di Banyumas Tutup Akses 3 Kecamatan, Hujan Lebat Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Didik Anak Bungsu untuk Disiplin, Zee Zee Shahab Selipkan Pola Asuh VOC |
![]() |
---|
Tanoto Scholars Gathering 2025: Brian Yuliarto Tegaskan Ilmu & Teknologi untuk Kemandirian Bangsa |
![]() |
---|
Fakta Gedung Universitas Terbuka Purwokerto yang Baru Diresmikan, Siswi SMK Jatuh dari Lantai 4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.