Rayakan Hari Kanker Anak Internasional, YOAI Luncurkan Buku Panduan Kanker Anak bagi Orangtua
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) merayakan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Jakarta, Sabtu (15/2/2025) dengan meluncurkan buku.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama dengan komunitas survivor kanker anak Cancer Buster Community (CBC) merayakan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Jakarta, Sabtu (15/2/2025) dengan meluncurkan buku.
Baca juga: Cegah Kanker pada Generasi Muda Sosialisasi Bahaya Makanan Instan Dilakukan di Gresik Jatim
Sebagai anggota Childhood Cancer International (CCI) sejak tahun 1999, YOAI sejak 2022 sudah berpartisipasi dalam menyelenggarakan acara HKAI di Indonesia tahun ini.
Tema ini merupakan kelanjutan dari “Kampanye 3 Tahun” yang sudah dicanangkan CCI mulai 2024 lalu.
Tahun itu tema HKAI Inspiring Action: Towards A Better Futire For Children With Cancer. dimana setiap negara harus memetakan tantangan apa saja yang dihadapi dalam semua hal terkait kanker anak.
Tahun 2025 temanya Inspiring Action, atau mengambil Aksi Nyata untuk mengatasi tantangan tersebut.
Tahun 2026 nanti, temanya Demonstrating Impact, yaitu melihat dampak dari tindakan atas aksi nyata yang sudah dilakukan.
“Jadi kampanye ini sangat berkesinambungan. Sebagai anggota CCI, YOAI berkomitmen turut serta menjalankan Kampanye Tiga Tahun, dengan menyesuaikan kondisi di Indonesia,” ujar Ketua YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir.
Peluncuran Buku
Dalam puncak acara peringatan HKAI dan sebagai wujud aksi nyata dari Kampanye 3 Tahun, YOAI meluncurkan Buku Panduan Kanker Anak bagi Orangtua.
“Buku dengan judul “KANKER ANAK BISA SEMBUH, ASALKAN.... Panduan untuk Orang Tua Pasien” ini untuk memudahkan orangtua mendapatkan akses informasi seputar kanker anak dan sebagai acuan para orangtua selama mendampingi proses pengobatan anak,” lanjut Rahmi Adi Putra Tahir.
Buku ini berisikan informasi yang perlu diketahui terkait dengan permasalahan pengobatan, pola asuh, nutrisi, pendidikan, perawatan paliatif dan isu sosial yang berhubungan dengan penyakit kanker.
Dirjen Penanggulangan Penyakit, Kementerian Kesehatan, dr. Yudhi Pramono, MARS yang hadir dalam peringatan HKAI, menyambut baik hadirnya buku Panduan untuk Orang Tua Pasien Kanker Anak ini. Data GLOBOCAN tahun 2020 menunjukkan, jumlah penderita kanker pada anak (0-19 tahun) sebanyak 11.156, dengan leukemia menempati posisi pertama.
“Meskipun jumlah kasus kanker anak hanya 3-5 persen dari seluruh kasus kanker, pengobatan kanker anak dianggap sebagai prioritas karena sebagian besar jenis kanker pada anak dapat diobati jika terdiagnosis dini dan mendapat perawatan yang tepat.
Kanker anak tidak bisa dicegah, oleh karena itu Kementerian Kesehatan berupaya memperkuat sarana deteksi dini di faskes-faskes pertama, dan mengedukasi orangtua untuk mengenali tanda-tanda kanker pada anak sedini mungkin.
Hadirnya buku ini tentu akan sangat membantu banyak orangtua yang mendapatkan akses informasi bagaimana mendampingi anak dengan kanker, sejak awal terdeteksi, pengobatan, hingga isu sosial terkait kanker anak,” kata Dirjen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.