Gejala Autisme pada Anak Perempuan Sering Terlewatkan, Ini 5 Alasannya
Hanya karena anak perempuan bisa berbicara tidak berarti mereka tidak memiliki autism spectrum disorder (ASD).
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanya karena anak perempuan bisa berbicara tidak berarti mereka tidak memiliki autism spectrum disorder (ASD).
Anak perempuan dapat menutupi gejala ASD yang mereka alami.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Autisme dengan Down Syndrome
Hal ini diungkapkan oleh praktisi Doctor of Philosophy Dr. Lisa Liggins-Chambers Ph.D, dilansir dari website Psychology Today.
Menurutnya, setidaknya ada lima Alasan mengapa gejala autisme pada anak perempuan sering terlewatkan
1. Keterampilan Berbicara dan Berkomunikasi
Anak perempuan dengan ASD mungkin menunjukkan gejala yang lebih samar dibandingkan anak laki-laki, sehingga kondisi mereka kurang kentara atau mudah diabaikan.
Mereka cenderung memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada anak laki-laki pada umumnya

Dan, dapat menggunakan bahasa untuk mengimbangi tantangan sosial. Sehingga memungkinkan mereka untuk terlibat dalam percakapan dan menavigasi situasi sosial dengan lebih efektif.
Hal ini dapat membuat autisme mereka tidak terlalu terlihat, karena keterampilan verbal mereka dapat menutupi gejala-gejala lainnya.
"Sementara anak laki-laki dengan autisme sering kali memiliki minat yang lebih stereotip (misalnya, kereta api dan dinosaurus), anak perempuan mungkin memiliki minat yang lebih dapat diterima secara sosial atau sejalan dengan minat perempuan pada umumnya," ungkap Dr Lisa dilansir, Selasa (15/5/2025).
Hal ini dapat membuat percakapan mereka tampak lebih umum dan kurang menunjukkan autisme.
2. Perilaku Sosial
"Dalam beberapa kasus, anak perempuan autis mungkin memahami ekspresi sosial yang lebih bernuansa, seperti aksen atau gaya berpakaian, yang menyamarkan gejala mereka," kata Charles Rohr III, psikolog klinis berlisensi, dilansir dari website yang sama.
Mereka sering mengembangkan mekanisme koping, seperti meniru perilaku sosial yang mereka amati pada orang lain.

Penyamaran ini dapat membuat gejala mereka kurang terlihat atau menyembunyikan kesulitan mendasar mereka dalam komunikasi dan interaksi sosial. Sehingga dapat menyebabkan kurangnya diagnosis atau kesalahan diagnosis.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.