Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Mengonsumsi Jamu
Sejak lama masyarakat meyakini jamu berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh sekaligus mencegah dan memerangi penyakit tertentu.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi jamu, ramuan herbal tradisional yang terbuat dari campuran tumbuhan atau rempah-rempah.
Sejak lama masyarakat meyakini jamu berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh sekaligus mencegah dan memerangi penyakit tertentu.
Sebagian orang lainnya masih ada orang yang ragu dengan jamu. Karena mungkin ada perasaan takut tidak cocok atau salah racikan.
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania, MSi menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi jamu.
Dr Inggrid mengatakan, secara umum jamu aman dikonsumsi oleh siapa saja. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, jamu terbuat dari bahan-bahan yang segar.
"Apa lagi kalau yang jamu dari bahan segar. Ibaratnya kayak sayuran dan buah-buahan saja. Umumnya aman dikonsumsi mulai umur satu tahun sampai kita meninggal dunia, itu aman-aman saja," ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (28/5/2025).
Selain itu, pemberian jamu sejak zaman nenek moyang sudah disesuaikan sesuai siklus hidup manusia.
Kedua, sepanjang disiapkan dengan benar, maka tidak ada masalah bagi siapa pun yang ingin mengonsumsi jamu.
"Jadi sebetulnya kita bisa mengikuti resep yang biasa dibuat oleh nenek, kakek atau ibu kita. Sebetulnya bisa kita ikuti karena pengetahuan sudah turun-temurun, dan lintas generasi. Terbukti aman dan memberikan manfaat," imbuhnya.
Baca juga: Sosok Diyem Wiryo Rejo, Penjual Jamu Keliling di Mojokerto yang Naik Haji Tahun Ini
Ketiga, hindari sembarangan mengolah jamu jika tidak memiliki pengetahuan yang spesifik.
Saat membuat jamu, dianjurkan menggunakan resep yang sudah disusun oleh orang yang memiliki keilmuan di bidang itu.
Bisa juga mengikuti arahan dari lembaga atau institusi yang punya kapabilitas. Karena selain resep, jamu yang baik juga memperhitungkan takaran yang tepat.
"Seperti halnya kita, membuat jus. Misalnya pengen bikin jus jeruk. Kan boleh dari 1 sampai 5 jeruk, itu sebetulnya aman itu."
Baca juga: Campurkan Bahan Kimia Obat, Pabrik Jamu Ilegal di Klaten Digerebek BPOM RI, Ada 4 Lokasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.