Senin, 22 September 2025

Jokowi dan Kesehatannya

Membedah Sakit Jokowi Versi Rocky Gerung: Bukan Alergi Kulit Tapi Gangguan Kejiwaan

Bukan alergi kulit. Rocky Gerung sebut sakit Jokowi disebabkan karena psikosomatik, gangguan kejiwaan (psikosomatik) yang tidak bisa diatasi tubuh.

Instagram 4maze/lambeh_turra
PENYAKIT JOKOWI - Kolase foto wajah Jokowi sekarang yang disebut memiliki penyakit langka, bukan Sindrom Stevens-Johnson, melainkan Autoimun Agresif, Senin (23/6/2025). Bukan alergi kulit. Rocky Gerung sebut sakit Jokowi disebabkan karena psikosomatik, gangguan kejiwaan (psikosomatik) yang tidak bisa diatasi tubuh. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Jokowi ngotot sebut penyakit yang dialaminya hanya alergi kulit biasa, ditambah ada peradangan sehingga mempengaruhi kondisi dan warna kulitnya.

Teranyar, Pengamat Politik Rocky Gerung turut angkat bicara soal penyakit Jokowi yang terus terusan disorot. Pasalnya wajah Jokowi nampak berbeda dari biasanya.

Dalam sejumlah dokumentasi yang beredar, baik foto maupun video, wajah Jokowi terkesan lebih gelap dan terlihat ada sejumlah bercak berwarna putih.

Wajahnya tak segar seperti biasanya, Jokowi pun tak lagi melayani permintaan foto dari warga.

Menurut Rocky Gerung, sakit Jokowi bukan alergi kulit melainkan karena psikosomatik.

Hal ini disampaikan Rocky Gerung saat menjadi tamu dalam acara Walk The Talk yang diunggah di kanal YouTube DeddySitorusOfficial, Kamis (19/6/2025).

 

Rocky Gerung: Sakit Jokowi Bukan Alergi, Itu Psikosomatik, Gangguan Kejiwaan

Mengenai kondisi kesehatan Jokowi, Rocky Gerung menduga itu bukan alergi, melainkan kondisi kejiwaan yang disebut psikosomatik.

"Saya kira bukan alergi ya, ada semacam itu psikosomatik. Jadi, kalau alergi itu kan kimia tuh. Ini psikosomatik, artinya gangguan kejiwaan itu tidak mampu untuk diatasi oleh tubuh," papar Rocky Gerung saat menjadi tamu dalam acara Walk The Talk yang diunggah di kanal YouTube DeddySitorusOfficial, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: Jokowi Disebut Sakit Serius Autoimun Agresif, Simak Gejala dan Penyebabnya

 

Jokowi Disebut Ketagihan Kamera

Menurut Rocky, Jokowi mengalami ketagihan kamera tetapi polemik mengenai dirinya tak berhenti, sehingga efek negatifnya mempengaruhi kondisi tubuhnya.

"Nah, kita mulai lihat bagaimana, misalnya, ketagihan Pak Jokowi terhadap kamera itu akhirnya mencandu terus-menerus tu.

Pada saat dia mencandu, yang terjadi justru adalah efek negatifnya kan. [Kecanduan yang] dia mesti layani, mesti seolah-olah 'ya silakan.' Pada saat yang sama, anaknya dipersekusikan oleh politician kan. Jadi itu yang terjadi," jelasnya.

 

Ketegangan Psikologi Jokowi Tak Bisa Lagi Diatasi dengan Obat-obatan

Rocky Gerung juga menduga, ada ketegangan psikologi yang dialami Jokowi dan sudah tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan.

"Jadi, sebetulnya ketegangan psikologi itu kalau tubuhnya tidak kuat, sistem stressor-nya, mesti diatasi secara kimia.

Misalnya, minum xanax atau obat penenang. Nah, kelihatannya sudah pernah dipakai, dan itu sudah kebal, karena Pak Jokowi itu ada ketegangan psikologi luar biasa," jelasnya.

Akademisi kelahiran Manado, Sulawesi Utara 20 Januari 1959 ini menambahkan, ketegangan psikologis Jokowi bertumpuk lantaran banyaknya persepsi negatif dari publik.

"Setelah dia turun itu tidak berhenti dugaan-dugaan negatif terhadap perilaku beliau selama pemerintah. Dan itu menyakitkan, karena mungkin Pak Jokowi melihat Ibu Mega setelah lengser ngurusin PDIP, Pak Prabowo sebelum jadi presiden ngurusin partai, Pak SBY secara lengser melukis, ngurusin partai," papar Rocky.

DOAKAN KESEMBUHAN JOKOWI  - Momen Jokowi Berdoa Bersama Warga. Berbeda dengan momen-momen sebelumnya, Jokowi yang nampak masih dalam masa pemulihan usai alami alergi tersebut tak melayani foto bersama masyarakat yang datang.  Muhadjir Effendy Doakan Kesembuhan Jokowi Ketika di Mekkah, semoga diberi umur panjang, selalu dijaga Allah dan tetap jadi panutan.
DOAKAN KESEMBUHAN JOKOWI - Momen Jokowi Berdoa Bersama Warga. Berbeda dengan momen-momen sebelumnya, Jokowi yang nampak masih dalam masa pemulihan usai alami alergi tersebut tak melayani foto bersama masyarakat yang datang. Muhadjir Effendy Doakan Kesembuhan Jokowi Ketika di Mekkah, semoga diberi umur panjang, selalu dijaga Allah dan tetap jadi panutan. (TribunSolo dan TikTok/@solokini via Tribun Bengkulu)

 

Jokowi Kasak-kusuk Tak Punya Mainan Politik

Rocky Gerung menilai, Jokowi juga resah karena tidak memiliki mainan politik, meski ada keterkaitan antara nama Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut Rocky , PSI yang identik sebagai partai anak muda jelas tidak sesuai untuk Jokowi.

"PSI adalah partai anak muda tapi pemimpinnya nanti adalah orang tua. Kan itu juga sudah dia dengar itu aja, sudah enggak bisa. tetapi dia mesti punya mainan politik," kata Rocky.

"Jadi karena enggak punya mainan politik dia kasak-kusuk ke mana-mana. Karena kasak-kusuk itu kan satu waktu orang ya capek juga, kasak-kusuk dalam usia segitu tuh," tandasnya.

 

Autoimun Agresif dan Alat Medis di Perut

Melalui unggahan di media sosial, Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa mengamati adanya perubahan signifikan pada tubuh Jokowi yang menurutnya menunjukkan gejala penyakit serius.

Tonjolan mencolok di bagian perut Jokowi diduga sebagai alat Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang biasa digunakan pasien gagal ginjal untuk melakukan cuci darah mandiri. 

Ia menyebut kondisi itu konsisten dengan penyakit autoimun agresif.

“Ini sakit berat. Berat sekali,” ujar Dokter Tifa dalam unggahannya.

Baca juga: Cerita Muhadjir Effendy Doakan Kesembuhan Jokowi Ketika di Mekkah

Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh secara cepat. 

Beberapa indikasi yang ia temukan antara lain perubahan ekstrem pada kulit, kelelahan, serta penurunan berat badan dan massa otot secara drastis.

Ia menyebut penyakit seperti Lupus Nephritis, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), dan Scleroderma Renal Crisis sebagai kemungkinan yang memicu kerusakan ginjal parah dalam waktu singkat.

Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, penggunaan CAPD bahkan dianggap sudah tidak memadai. 

Ia pun menyarankan agar Jokowi dirujuk ke rumah sakit terbaik, termasuk ke luar negeri jika dibutuhkan.

“Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” ujarnya.

 

Apa Itu Autoimun Agresif?

Melansir laman Alodokter, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.

Namun, dalam kondisi terstentu, autoimun dapat menjadi lebih agresif dibandingkan penyakit autoimun lainnya.

Autoimun agresif adalah jenis penyakit autoimun yang berkembang sangat cepat, bahkan dalam waktu kurang dari enam bulan dan berpotensi menyebabkan kerusakan organ parah hingga berujung pada kematian.

Setidaknya ada 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun, beberapa di antaranya sangat berbahaya.

Beberapa penyakit di antaranya memiliki gejala serupa, seperti lelah, nyeri otot, dan demam.

Baca juga: Autoimun Itu Berat! Dr Tifa Sarankan Jokowi Segera Berobat ke Guangzhou Hospital

Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.

Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.

Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.

 

Apa itu CAPD?

Selain itu, tonjolan mencolok di perut Jokowi juga menimbulkan spekulasi penggunaan alat kesehatan khusus.

Alat tersebut diduga merupakan alat khusus yang digunakan dalam metode cuci darah bernama CAPD.

Melansir laman Alodokter, CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. 

Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.

Cuci darah bermanfaat untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme, elektrolit, mineral, dan cairan berlebihan akibat penurunan fungsi ginjal. 

Prosedur cuci darah, baik dengan metode CAPD atau hemodialisis, juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

 

Tim Dokter Kepresidenan Harus Bicara agar Penyakit Jokowi Tidak Simpang Siur

Spekulasi mengenai kondisi kesehatan terbaru mantan Presiden RI, Joko Widodo, kembali mencuat setelah sebuah unggahan penggiat media sosial, Yusuf Dumdum, viral di platform X (dulu Twitter) pada Minggu (22/6/2025). 

Postingan tersebut menyita perhatian luas, dengan lebih dari 406 ribu penayangan dan ratusan komentar.

Dalam unggahan tersebut, Yusuf menyoroti perubahan penampilan fisik Jokowi yang dinilainya berbeda dari biasanya. 

Unggahan itu merespons kemunculan Jokowi dalam momen ulang tahunnya ke-64 pada Sabtu (21/6/2025), di mana mantan Presiden RI itu tampak enggan tampil ke publik dan memperlihatkan kondisi tubuh yang mencurigakan, termasuk tonjolan di bagian perut.

“Saya kaget dan kasihan melihat keadaan Jokowi,” tulis Yusuf, yang juga mengaku pernah dua kali menjadi relawan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. 

Ia mengaku belum pernah melihat Jokowi dalam kondisi fisik yang tampak selemah saat ini.

Menurut Yusuf, meski ajudan Jokowi menyebut perubahan kulit wajah hanya akibat alergi pasca kunjungan ke Vatikan pada April lalu, penjelasan tersebut tidak serta-merta diterima masyarakat. 

Ia menilai perlu ada penjelasan resmi dari tim dokter kepresidenan.

“Ini penting agar tidak ada simpang siur di tengah masyarakat. Apa pun itu, Jokowi adalah mantan Presiden,” tulisnya.

WAJAH JOKOWI TERKINI - Kolase foto wajah Jokowi yang tampak berubah usai disebut mengalami sakit autoimun, Jumat (13/6/2025). Dulu banyak bercak hitam, kini banyak bercak putih, warga kulit berubah drastis. Jokowi tegaskan hanya alergi kulit biasa sepulang dari Vatikan.
WAJAH JOKOWI TERKINI - Kolase foto wajah Jokowi yang tampak berubah usai disebut mengalami sakit autoimun, Jumat (13/6/2025). Dulu banyak bercak hitam, kini banyak bercak putih, warga kulit berubah drastis. Jokowi tegaskan hanya alergi kulit biasa sepulang dari Vatikan. (TikTok TribunSolo/TribunnewsBogor)

Lebih lanjut, Yusuf juga menanggapi klaim sebagian pendukung Jokowi yang menyebut foto kondisi terbarunya hanyalah hoaks atau hasil editan. 

Ia menegaskan bahwa foto tersebut asli dan sudah ditampilkan oleh berbagai media kredibel dan televisi nasional.

“Kalau masih ragu, bisa dicek sendiri lewat berita yang dirilis oleh media kredibel. Zaman sudah canggih, manfaatkan smartphone kalian,” imbaunya.

Unggahan Yusuf Dumdum turut menyentuh sisi kemanusiaan. 

Ia mengajak masyarakat untuk tidak mencampuradukkan pandangan politik dengan empati terhadap kondisi kesehatan seseorang. 

“Soal pandangan politik boleh berbeda, tapi kemanusiaan tetap harus diutamakan,” ujarnya.

(tribun network/thf/TribunMedan.com/Tribunnews.com)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soroti Penyakit yang Diidap Jokowi, Rocky Gerung Singgung Psikosomatik hingga Mainan Politik

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan