Kesepian Bisa Menyebabkan Kematian, WHO Bilang 100 Orang Tewas Setiap Jam
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menerbitkan peringatan serius soal kesepian dan isolasi sosial yang kini menjadi ancaman kesehatan global.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesepian dan isolasi sosial bisa menyebabkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menerbitkan peringatan serius soal kesepian dan isolasi sosial yang kini menjadi ancaman kesehatan global.
Berdasarkan laporan terbaru Komisi Hubungan Sosial WHO yang dirilis 30 Juni 2025, sebanyak 1 dari 6 orang di dunia mengalami kesepian.
Kondisi ini berkontribusi terhadap lebih dari 871.000 kematian setiap tahunnya, atau setara 100 kematian setiap jam.
“Dalam laporan ini, kami menyingkap tabir tentang kesepian dan keterasingan sebagai tantangan utama zaman kita,” kata Dr. Vivek Murthy, Wakil Ketua Komisi Hubungan Sosial WHO, sekaligus mantan Kepala Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, dilansir dari website WHO, Selasa (1/6/2025).
Laporan ini menegaskan bahwa hubungan sosial yang kuat bisa menghasilkan kesehatan yang lebih baik, umur yang lebih panjang, dan kualitas hidup yang lebih tinggi.
Sebaliknya, kesepian dan isolasi sosial dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, gangguan kognitif, bahkan kematian dini.
Anak Muda Paling Rentan Kesepian
Kesepian tidak hanya dialami lansia, tetapi juga banyak ditemukan pada kelompok muda, terutama remaja. WHO mencatat sekitar 17–21 persen individu berusia 13–29 tahun melaporkan merasa kesepian.
Angka ini bahkan lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, mencapai 24 persen, atau dua kali lipat dari negara maju.
“Bahkan di dunia yang terhubung secara digital, banyak anak muda merasa sendirian. Seiring dengan perubahan teknologi dalam kehidupan kita, kita harus memastikan bahwa teknologi memperkuat—bukan melemahkan—hubungan antarmanusia,” ujar Chido Mpemba, Wakil Ketua Komisi Hubungan Sosial WHO.
Isolasi sosial juga diperkirakan berdampak pada 1 dari 3 orang dewasa lanjut usia, dan 1 dari 4 remaja.
Kesepian Berdampak Buruk ke Ekonomi dan Sosial
Kesepian tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tapi juga memberi beban ekonomi dan sosial. Remaja yang merasa kesepian tercatat 22 persen, lebih mungkin memperoleh nilai dan kualifikasi akademik yang lebih rendah.
Sementara itu, orang dewasa yang kesepian cenderung sulit mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan dan berpotensi memiliki penghasilan lebih rendah.
Baca juga: Lansia Rentan Stres dan Kesepian Usai Pensiun, Ini Cara Keluarga Bisa Membantu
“Di era ini, ketika kemungkinan untuk terhubung tidak terbatas, semakin banyak orang merasa terisolasi dan kesepian,” ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
“Jika tidak ditangani, kesepian dan isolasi sosial akan terus merugikan masyarakat hingga miliaran dolar dalam hal perawatan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan," sambungnya
WHO Serukan Aksi Global Atasi Kesepian
Jerman Mengatakan Blokade Israel Telah Menyebabkan Kelaparan di Gaza & Banyak Warga Sipil Meninggal |
![]() |
---|
Konsumsi Susu Formula di Indonesia Meningkat, Cakupan ASI Eksklusif Jauh dari Target WHO |
![]() |
---|
Bisa Picu Risiko Kematian, Psikolog Bagikan Tips Atasi Kesepian Kronis |
![]() |
---|
Pekan ASI Sedunia 2025, Ini 5 Pekerjaan Rumah Indonesia dari WHO |
![]() |
---|
Ungkap Kematian Arya Daru, Polda Metro Jaya Tegaskan Penyelidikan Dilakukan Secara Ilmiah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.