Minggu, 12 Oktober 2025

Kematian Mendadak Saat Lari, Dokter Spesialis Jantung Beri Penjelasan

Di balik hype dan manfaatnya, muncul fenomena mengejutkan, yaitu kasus kematian mendadak saat berlari, terutama saat mengikuti event maraton. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Richard Susilo
ILUSTRASI. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lari, olahraga yang dikenal murah, praktis, dan sangat menyehatkan, kini menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. 

Apalagi setelah pandemi COVID-19, makin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya olahraga, termasuk lari. Event lari pun menjamur di berbagai kota.

Tapi, di balik hype dan manfaatnya, muncul fenomena mengejutkan, yaitu kasus kematian mendadak saat berlari, terutama saat mengikuti event maraton

Terkait hal ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Makhyan Jibril A MSc MBiomed SpJP beri penjelasan. 

Baca juga: Mulai Rutin Lari? Berikut Tips Aman untuk Pemula, Biar Enggak Kapok!

Menurutnya, penyebab paling umum kematian mendadak saat lari adalah gangguan pada jantung. 

"Memang yang paling sering mengakibatkan kejadian seperti itu rasanya adalah penyakit jantung," ungkap dr Jibril pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Jumat (11/7/2025). 

Tapi perlu dipahami, gangguan jantung bukan hanya penyakit jantung koroner. 

Banyak juga kasus yang disebabkan oleh kondisi jantung bawaan atau kelainan irama jantung (aritmia).

Seperti Brugada Syndrome atau hypertrophic cardiomyopathy (HOCM)—pembesaran otot jantung yang tidak terdeteksi.

Pada kasus seperti ini, saat tubuh dipaksa bekerja keras melebihi batasnya, jantung bisa mengalami gangguan ritme berat hingga gagal memompa darah. 

Akibatnya, suplai darah ke otak dan seluruh tubuh terhenti mendadak dan inilah yang menyebabkan pingsan hingga kematian.

Lantas apakah semua pelari beresiko?

Menurutnya tidak semua. Namun, data menunjukkan bahwa mayoritas kasus kematian mendadak saat berlari terjadi pada peserta di event lari jarak jauh.

Seperti maraton dan half-maraton, bukan pada pelari santai pagi atau sore. Ini karena event tersebut menuntut daya tahan dan kerja jantung yang jauh lebih tinggi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved