Minggu, 12 Oktober 2025

Kematian Mendadak Saat Lari, Dokter Spesialis Jantung Beri Penjelasan

Di balik hype dan manfaatnya, muncul fenomena mengejutkan, yaitu kasus kematian mendadak saat berlari, terutama saat mengikuti event maraton. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Richard Susilo
ILUSTRASI. 

Lebih lanjut ia menjelaskan jika risiko akan meningkat bila:

  • Pelari memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kematian mendadak.
  • Berusia di atas 40-45 tahun dengan faktor risiko seperti merokok, hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
  • Memiliki kondisi genetik yang belum terdeteksi seperti Brugada syndrome atau HOCM.

Ia pun menjelaskan tanda-tanda tubuh tak siap lari jarak jauh

Terkadang, tubuh sebenarnya sudah memberi sinyal. 

Untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas, gejala seperti nyeri dada, mudah lelah, atau sesak saat aktivitas bisa jadi petunjuk adanya sumbatan di pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner). 

Sementara pada pelari muda, kondisinya lebih tricky. Banyak kasus kelainan jantung yang sama sekali tidak menunjukkan gejala hingga akhirnya kolaps saat olahraga berat.

Lantas apa yang harus dilakukan?

1. Kenali Riwayat Keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang meninggal mendadak, terutama di usia muda? Bila iya, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2.Lakukan Screening Jantung

Pemeriksaan sederhana seperti EKG (rekam jantung) atau treadmill test bisa mendeteksi gangguan irama atau indikasi penyumbatan. Bila dicurigai ada kelainan struktural, bisa dilanjutkan dengan echocardiography.

3. Mulai dari yang Ringan dan Bertahap

Jangan langsung ikut maraton. Mulailah dari lari 5 km, lalu bertahap ke 10 km. Lakukan tapering dan pantau kondisi tubuh setelah latihan.

4. Perhatikan Sinyal Tubuh

Kalau merasa cepat lelah, nyeri dada, atau jantung berdebar tidak wajar, segera konsultasikan ke dokter. Jangan abaikan.

Lari tetaplah olahraga yang menyehatkan, namun seperti semua aktivitas fisik intens, perlu persiapan dan pemahaman akan kondisi tubuh. 

Kematian mendadak saat lari memang menakutkan, tapi bisa dicegah jika kita waspada terhadap faktor risiko, mengenali tubuh sendiri, dan melakukan screening jantung secara berkala, terutama sebelum mengikuti event lari jarak jauh.

Jadi, tetap semangat berlari, tapi pastikan tubuh benar-benar siap menempuh setiap kilometer dengan aman.

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved