Fenomena Bediding, Udara Terasa Dingin di Musim Kemarau, Apa Dampaknya untuk Kesehatan?
Sebagian daerah mengalami fenomena udara bediding. Apakah itu? Bagaimna dampaknya?
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagian daerah mengalami fenomena udara bediding.
Apakah fenomena bediding itu? Bagaimana dampaknya pada kesehatan?
Baca juga: Mengenal Fenomena Bediding, Udara Dingin Juli-Agustus 2025 Melanda Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara
Berikut ulasan Tribunnews.com.
Arti Fenomena Bediding, Suhu Dingin di Musim Kemarau
Fenomena bediding diambil dari bahasa Jawa, yaitu bedhidhing, yang artinya dingin.
Dalam konteks iilmiah, bediding bisa diartikan sebagai kondisi suhu udara dingin saat musim kemarau.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Datang di Tengah Kemarau! BMKG: Siap-Siap Hujan Lebat & Angin Kencang 8–14 Juli 2025
Mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bediding adalah kondisi ketika suhu udara terasa jauh lebih dingin dari biasanya, khususnya pada malam hingga pagi hari di musim kemarau.
Fenomena bediding biasanya terjadi di daerah pegunungan dan dataran tinggi, seperti Dataran Tinggi Dieng, serta wilayah lainnya di Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

Lebih jauh seperti dinukil dari Instagram BMKG, bediding adalah kejadian alamiah yang erat kaitannya dengan kondisi atmosfer yang khas pada musim kemarau.
"Suhu terasa dingin di pagi hari kontras dengan siang hari yang terik. Jaga dan tingkatkan imunitas tubuh dengan asupan nutrisi dan minuman hangat," keterangan dalam unggahan akun Instagram @infobmkg.
Fenomena suhu dingin ini diperkirakan berlangsung hingga September, seiring dengan masih berlangsungnya musim kemarau di beberapa wilayah.
Dampak Bediding Pada Kesehatan
Berikut ini dampak fenomena bediding pada kesehatan.
Umumnya bediding terjadi pada bulan Juni dan semakin tinggi di bulan Juli dan menurun pada Agustus hingga musim penghujan.
Kondisi ini bisa berpotensi ganggu kesehatan, mulai dari pernafasan hingga kulit.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Kurnia Dwi Artanti mengatakan, ketika bediding kelembaban cenderung menurun dan bisa membuat tubuh terasa kering serta sering merasa haus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.