Tidak Semua Orang Butuh! Susu Bukan Lagi Bagian 4 Sehat 5 Sempurna, Ini Penjelasan Dokter
Konsep “4 Sehat 5 Sempurna” yang menempatkan susu sebagai penyempurna makanan sudah tidak lagi relevan
Mereka yang memiliki kondisi ini bisa mengalami gejala seperti perut kembung, mual, begah, hingga diare setelah mengonsumsi susu.
Artinya, tubuh mereka tidak memiliki cukup enzim untuk memecah laktosa menjadi zat yang bisa diserap.
Meski demikian, banyak yang tetap memaksakan diri minum susu karena takut dianggap tidak sehat.
Sayangnya, banyak masyarakat yang masih menempatkan susu sebagai satu-satunya ikon kesehatan.
Anak yang tidak minum susu dianggap “tidak lengkap gizinya”, sementara orang dewasa yang berhenti minum susu dianggap “tidak peduli kesehatan”. Padahal, sehat tidak sesederhana itu.
Mindful eating mengajarkan kita untuk mendengar tubuh sendiri.
Bila perut terasa tidak nyaman, atau muncul gejala setelah minum susu, itu sinyal bahwa tubuh tidak menerimanya dengan baik.
Sama seperti hubungan manusia, tubuh pun butuh didengarkan. Tidak semua yang “baik” untuk orang lain cocok untuk kita.
Susu bisa tetap menjadi bagian dari pola makan sehat, selama tubuh nyaman dan tidak bereaksi negatif.
Tapi jika tidak cocok, jangan khawatir. Tubuh manusia punya banyak cara lain untuk tetap sehat.
“Kesehatan itu personal. Yang paling penting bukan ikut tren, tapi tahu apa yang dibutuhkan tubuh kita," tutupnya.
Tak Harus Susu, Ini Cara Lain Dapatkan Manfaat Kalsium
Padahal, ada banyak cara lain untuk mendapatkan manfaat serupa.
Kalsium bisa diperoleh dari sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, ikan teri, tempe, atau kacang almond.
Protein bisa didapat dari telur, ayam, ikan, dan kacang-kacangan.

“Yang penting adalah variasi dan keseimbangan, bukan satu makanan tertentu,” tutur dr. Santi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.