Ancaman di Balik Wanginya Aroma Asap Vape
Aroma vape biasanya lebih wangi, tidak menyengat dan ada varian rasa seperti buah-buahan. Ternyata di balik wanginya aroma ini ada ancaman mengintai.
"Mau bentuknya vape, shisha, rokok konvensional, legal atau ilegal, nikotinnya tetap bikin adiksi dan risiko penyakit jantung koroner bisa terjadi," jelasnya.
Kedua, vape juga mengandung zat karsinogen atau bahan penyebab kanker.
Prof. Agus menuturkan, jika pada rokok konvensional zat karsinogen berasal dari tar, maka pada vape sumbernya berbeda namun tetap berbahaya.
"Riset menunjukkan bahwa di cairan vape itu mengandung bahan karsinogen penyebab kanker, tapi bukan tar," ujarnya.
Kemudian beberapa senyawa berbahaya yang ditemukan di cairan vape antara lain akrolein, asetaldehida, dan logam-logam terlarut akibat mekanisme pemanasan elektronik.
Zat-zat tersebut, kata Prof. Agus, dapat terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Ia juga menyinggung hasil penelitian di luar negeri yang menemukan risiko kanker akibat paparan uap rokok elektrik.
"Selama satu tahun, tiap hari dipaparin uap rokok elektronik selama 52 minggu, ditemukan hampir 30 persen jadi kanker kandung kemih dan sekitar 25 persen jadi kanker paru. Itu risetnya di hewan, tapi kalau di manusia risikonya tidak jauh berbeda," ungkapnya.
Selain itu, studi terhadap manusia juga menunjukkan bahwa penggunaan vape meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
"Riset publikasi pada manusia terbukti vape meningkatkan 30 persen risiko terjadinya asma dan 30 persen risiko penyakit paru kronik atau PPOK," ungkap Prof. Agus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.