Bukan Sekadar Flu Biasa, Gejala Influenza A Biasanya Muncul Mendadak
Influenza A merupakan salah satu dari tiga tipe utama virus influenza A, B, dan C, yang dapat menginfeksi manusia.
Ringkasan Berita:
- Flu kembali merebak dan banyak dianggap sebagai penyakit ringan.
- Influenza A merupakan salah satu dari tiga tipe utama virus influenza yang dikenal paling berbahaya karena dapat menular dari hewan ke manusia dan mampu bermutasi dengan cepat.
- Gejala flu akibat Influenza A biasanya muncul mendadak.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Di tengah perubahan cuaca yang tak menentu, flu kembali merebak dan banyak dianggap sebagai penyakit ringan.
Padahal, flu atau influenza sebenarnya bisa menjadi infeksi serius, terutama bila disebabkan oleh virus Influenza A.
Baca juga: Influenza Tipe A Dominasi Kasus Flu di Indonesia, Demam Tinggi Jadi Gejala Khas
Jenis virus ini berpotensi menimbulkan komplikasi berat jika tidak ditangani dengan cepat.
Influenza A merupakan salah satu dari tiga tipe utama virus influenza A, B, dan C, yang dapat menginfeksi manusia.
Di antara ketiganya, virus tipe A dikenal paling berbahaya karena dapat menular dari hewan ke manusia dan mampu bermutasi dengan cepat.
Baca juga: Lonjakan Penyakit Flu Landa Asia, Virus Influenza H3N2 Dominasi Kasus di Indonesia
“Virus influenza A dapat ditularkan oleh hewan ke manusia dan mampu bermutasi dengan cepat, sehingga mudah menular dan kebal terhadap sistem imun tubuh,” jelas Dokter Umum RS Pondok Indah - Pondok Indah dr. Hastomo Prabowo, MARS pada Tribunnews, Rabu (22/10/2025).
Penularan influenza A umumnya terjadi melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Virus juga dapat menyebar melalui permukaan benda yang terkontaminasi dan berpindah saat tangan menyentuh hidung, mata, atau mulut.
Gejala flu akibat Influenza A biasanya muncul mendadak, 1–4 hari setelah paparan.
Pasien akan mengalami demam tinggi, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri otot, hingga mual dan muntah.
Karena mirip flu biasa, banyak orang kerap menyepelekan kondisi ini.
Padahal, jika tidak tertangani dengan baik, infeksi dapat berkembang menjadi pneumonia atau peradangan paru yang berisiko fatal.
Untuk memastikan diagnosis secara akurat, dr. Hastomo menjelaskan pentingnya pemeriksaan laboratorium yang komprehensif.
“Pasien disarankan untuk melakukan Respiratory Syndromic Testing (RST). RST merupakan pemeriksaan berbasis PCR yang dapat mengidentifikasi hingga 19 virus dan 4 bakteri, termasuk influenza A, human metapneumovirus (HMPV) dan respiratory syncytial virus (RSV), dalam satu pemeriksaan komprehensif,” ujarnya.
Dengan hasil diagnosis yang tepat, pengobatan bisa diberikan sesuai penyebabnya.
Pasien biasanya memperoleh obat pereda nyeri dan demam, serta antivirus untuk mencegah komplikasi.
Pada kasus ringan, influenza A dapat sembuh dalam waktu 5–7 hari, asalkan pasien cukup istirahat dan menjaga asupan gizi seimbang.
Lebih lanjut, dr. Hastomo mengingatkan bahwa vaksinasi influenza tahunan merupakan cara pencegahan terbaik.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain vaksinasi, jagalah kebersihan diri, gunakan masker di tempat umum, dan terapkan gaya hidup sehat,” katanya.
Menjaga daya tahan tubuh melalui tidur cukup, olahraga teratur, dan konsumsi makanan bergizi dapat membantu tubuh melawan virus dengan lebih optimal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.