Senin, 3 November 2025

Anak Sering Mengeluh Pegal? Awas Jangan Sepelekan, Ini Tanda Kelainan Tulang Skoliosis

Hal sepele seperti keluhan mudah pegal dan rasa nyeri pada punggung bisa jadi tanda skoliosis atau kelainan pada tulang belakang.

Sumber: Freepik
Ilustrasi anak bermain. Hal sepele seperti keluhan mudah pegal dan rasa nyeri pada punggung bisa jadi tanda skoliosis atau kelainan pada tulang belakang. 
Ringkasan Berita:
  • Skoliosis atau kelainan pada tulang belakang kerap tak disadari. 
  • Hal sepele seperti keluhan mudah pegal dan rasa nyeri pada punggung bisa jadi tanda. 
  • Bermain gawai dan beban berat bisa jadi pemicu.

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anak mengeluh kerap pegal? Jangang sepelekan dan menganggap itu hanya lelah biasa. Bisa jadi ini tanda kelainan tulang belakang. 

Perhatikan area punggungnya, apakah bentuknya masih wajar? Atau terlihat miring?

Baca juga: Sempat Ketakutan saat Alami Skoliosis, Nova Soraya Coba Bangkit Lewat Cara Pengelolaan Emosi

Tahukah bahwa kondisi tersebut bisa menjadi tanda awal skoliosis.

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang melengkung ke samping, membentuk huruf 'S' atau 'C'. 

Kondisi ini paling sering terjadi pada remaja dan bisa menyebabkan ketidakseimbangan postur hingga nyeri.

Kelainan bentuk tulang belakang ini berdampak pada postur tubuh hingga fungsi organ tubuh.

Belakangan, kasus skoliosis mulai banyak diperbincangkan setelah muncul laporan bahwa ibu dengan skoliosis memiliki risiko anak yang lebih rentan mengalami gangguan tulang. 

Baca juga: Terlalu Intens Menggunakan HP, Hati-hati Alami Skoliosis!

Meski belum tentu menurun langsung, kelainan ini memang dapat berhubungan dengan kondisi rangka dan metabolisme tulang.

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Frieda Susanti, SpA, Subsp. Endo(K), PhD, menjelaskan, skoliosis bukan sekadar “punggung bengkok” biasa.

“Skoliosis itu artinya punggung kita miring ke samping. Jadi kalau tulang belakang yang seharusnya vertikal lurus dari atas ke bawah, pada skoliosis, garisnya justru melengkung ke samping,” ujar dr. Frieda kepada Tribunnews, Rabu (22/10/2025).

Menurut dr. Frieda, kondisi ini dapat muncul sejak lahir (bawaan) maupun didapat akibat kebiasaan postur tubuh yang salah.


Kebiasaan Main Gawai hingga Beban Tas yang Berat Jadi Pemicu

Mengatur gadget untuk anak-anak agar tidak kecanduan memang menjadi problematika orangtua saat ini. Beberapa orangtua bahkan tidak tahu bagaimana dampak kedepannya, jika anak terlalu melekat dengan gadget.
Mengatur gadget untuk anak-anak agar tidak kecanduan memang menjadi problematika orangtua saat ini. Beberapa orangtua bahkan tidak tahu bagaimana dampak kedepannya, jika anak terlalu melekat dengan gadget. (KOMPAS TV)

Skoliosis bawaan (kongenital) biasanya disebabkan oleh kelainan pada pembentukan tulang atau displasia skeletal. 

Sementara itu, skoliosis yang didapat bisa muncul karena faktor lingkungan dan kebiasaan sehari-hari.

Seperti posisi duduk yang salah, sering menunduk saat bermain gawai, atau kebiasaan membawa beban berat di satu sisi tubuh.

“Kalau kita lihat anak zaman sekarang, banyak yang duduk miring atau membawa tas berat hanya di satu bahu. Itu bisa menyebabkan punggung terbiasa melengkung ke satu sisi,” kata dr. Frieda.

Kondisi seperti ini tidak hanya mengubah bentuk tubuh, tetapi juga dapat menekan organ di rongga dada jika kurva tulang semakin parah. 

Dalam jangka panjang, skoliosis berat bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan nyeri kronis pada punggung.

Sering Mengeluh Pegal? Itu Salah Satu Tandanya

Sayangnya, banyak orangtua tidak menyadari anaknya mengalami skoliosis hingga kurvanya terlihat jelas. Padahal, tanda awal sering kali bisa dikenali.

Beberapa ciri yang bisa menjadi alarm dini antara lain:

  • Bahu kanan dan kiri tidak sejajar
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol
  • Pakaian tampak menggantung tidak rata
  • Anak sering mengeluh pegal atau nyeri punggung setelah duduk lama
  • Pemeriksaan rutin oleh dokter anak atau fisioterapis dapat membantu mendeteksi skoliosis sejak dini. 

Biasanya, dokter akan melakukan tes Adam’s forward bend, di mana anak diminta membungkuk ke depan, dan jika ada asimetri pada punggung, bisa menjadi indikasi skoliosis.


Skoliosis Bisa Dicegah?

Pencegahan skoliosis tentu bergantung pada penyebabnya. 

Jika bawaan, maka fokusnya adalah deteksi dan terapi dini. 

Namun, jika karena postur atau kebiasaan, hal itu bisa diminimalkan.

“Untuk anak-anak yang tadinya normal, mencegah skoliosis bisa dilakukan dengan memperbaiki kebiasaan postur dan menghindari membawa beban berat di satu sisi. Kalau bisa, gunakan tas model koper yang bisa digeret,” tutur dr. Frieda.

Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan kebiasaan duduk dan posisi belajar anak. 

Duduk dengan punggung tegak dan posisi meja kursi yang sesuai tinggi tubuh dapat membantu menjaga keseimbangan tulang belakang.


Tidak Harus Operasi, Bisa Lakukan Perawatan Ini 

Tidak semua skoliosis harus dioperasi. Pada banyak kasus, terapi latihan postur, fisioterapi, dan penggunaan penyangga punggung (brace) sudah cukup membantu memperbaiki kondisi tulang.

Operasi biasanya baru dilakukan jika kurva skoliosis sudah melebihi 40 derajat dan berisiko mengganggu organ vital. 

Namun, deteksi dini menjadi kunci utama agar intervensi berat tidak perlu dilakukan.

Skoliosis hanyalah salah satu dari sekian banyak kelainan tulang yang bisa dicegah dengan kebiasaan sehat sejak dini. 

Anak-anak perlu dibiasakan untuk aktif bergerak, menjaga asupan kalsium, vitamin D, serta mendapatkan paparan sinar matahari pagi secara cukup.

“Anak-anak zaman sekarang lebih banyak duduk di depan layar. Padahal, aktivitas fisik sangat penting untuk memperkuat tulang,” ujar dr. Frieda.

Kesadaran orangtua memegang peran penting dalam mengenali tanda-tanda awal skoliosis. 

Dengan deteksi dini dan perbaikan gaya hidup, anak-anak dapat tumbuh dengan tulang yang kuat dan postur tubuh yang sehat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved