Jaga Berat Badan Ideal Tak Sekadar Penampilan, Tapi Bisa Cegah Risiko Kanker Hati
Kanker hati atau hepatoselular karsinoma (HCC) masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia. Gaya hidup bisa jadi kunci pencegahan.
Salah satu tantangan terbesar kanker hati adalah minimnya gejala awal.
Pasien sering baru menyadari ketika sudah mengalami keluhan berat seperti sakit perut kanan atas, tubuh lemah, kulit menguning, atau perut membesar.
Karena itu, pemeriksaan rutin menjadi langkah penting, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Baca juga: Semua Orang Berisiko Terinfeksi Hepatitis B: Berikut Penyebab dan Jadwal Vaksinasinya
Tes seperti AFP (tumor marker untuk liver), USG hati, serta pemeriksaan hepatitis B dan C sebaiknya dilakukan secara berkala.
Jika ditemukan kelainan sejak dini, pasien dapat ditangani melalui operasi atau transplantasi hati dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Pada stadium awal, lebih dari 93 persen pasien dapat bertahan hidup di atas lima tahun.
Hindari Alkohol dan Rokok
Selain menjaga berat badan, tidak mengonsumsi alkohol dan menghindari rokok juga menjadi langkah penting.
Alkohol terbukti menyebabkan kerusakan sel hati dan mempercepat sirosis.
Sedangkan rokok meningkatkan stres oksidatif yang memicu mutasi sel.
Untuk masyarakat Indonesia, angka konsumsi alkohol memang rendah, tetapi tren rokok dan gaya hidup pasif masih tinggi, sehingga tetap menjadi faktor risiko serius.
Lebih lanjut, ia menekankan jika menjaga pola makan sehat adalah langkah sederhana yang berdampak besar.
Pilih makanan kaya serat seperti sayuran hijau, buah segar, biji-bijian, dan batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh serta gula berlebih.
Perbanyak air putih dan kurangi makanan olahan yang mengandung bahan pengawet juga membantu kerja hati agar tidak terbebani.
Selain itu, vaksinasi hepatitis B sejak bayi, pemeriksaan darah berkala, serta gaya hidup aktif merupakan bentuk pencegahan yang nyata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.