Deteksi Dini Kanker Payudara Bisa di Rumah, Ini Cara Lengkapnya
Ada kabar baik, deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dari rumah sendiri. Caranya cukup muah. Baca artikel ini.
							Ringkasan Berita:
- Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dari rumah sendiri.
 - Metode sederhana ini dikenal dengan istilah SADARI, singkatan dari Periksa Payudara Sendiri.
 - Pemeriksaan ini bisa dilakukan sederhana, tanpa alat medis.
 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kanker payudara masih menjadi momok bagi perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) menunjukkan, kanker payudara menempati posisi pertama sebagai kanker paling banyak menyerang perempuan Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi.
Baca juga: Awas Pria Konsumsi Obat Steroid Demi Bentuk Otot, Berisiko Alami Kanker Payudara
Namun, di balik angka yang mengkhawatirkan itu, ada kabar baik, deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dari rumah sendiri.
Metode sederhana ini dikenal dengan istilah SADARI, singkatan dari Periksa Payudara Sendiri.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan tanpa alat medis, hanya dengan kesadaran dan perhatian terhadap tubuh sendiri.
Deteksi Dini Tak Harus ke Rumah Sakit
Menurut dr. Feyona Heliani Subrata, Sp.B, Spesialis Bedah Umum dari Eka Hospital Depok, perempuan sebenarnya tidak perlu menunggu gejala berat untuk memeriksa kondisi payudaranya.
Pemeriksaan mandiri bisa menjadi langkah awal yang menyelamatkan.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara dengan SADARI dan USG Gratis, Perempuan Diajak Peduli Sejak Dini
“Nah ini yang bisa kita lakukan di rumah sendiri gimana caranya deteksi dini diri sendiri enggak harus ke dokter,” ujar dr. Feyona pada diskusi media di Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
SADARI menjadi penting karena kanker payudara sering kali tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal.
Gejala baru terasa ketika sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, peluang sembuh bisa mencapai 90 persen bila terdeteksi dini.
Waktu Terbaik Melakukan SADARI
Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah melakukan SADARI pada waktu yang kurang tepat.
Menurut dr. Feyona, pemeriksaan sebaiknya dilakukan 7–10 hari setelah menstruasi berakhir.
“Kenapa harus dilakukannya 7–10 hari setelah height? Karena pada saat itu kelenjar payudara itu lagi bengkak-bengkaknya jadi kadang-kadang rancu. Ini benjolan yang normal, kelenjar susu normal atau tumor yang memang tumor,” jelasnya.
Pada masa ini, hormon dalam tubuh lebih stabil, dan jaringan payudara kembali ke ukuran normal.
Kondisi tersebut memudahkan perempuan untuk mengenali apakah ada perubahan, benjolan, atau rasa tidak biasa.
Bagi perempuan yang sudah menopause, pemeriksaan tetap harus dilakukan.
Caranya dengan menjadwalkan pemeriksaan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya setiap tanggal 10. Konsistensi waktu ini membantu mendeteksi perubahan sekecil apa pun.
Langkah-Langkah Pemeriksaan SADARI di Rumah
SADARI bukan pemeriksaan yang rumit. Cukup dilakukan di depan cermin, saat mandi, atau berbaring santai.
Berikut langkah-langkah sederhana yang disarankan para ahli:
1. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara di depan cermin.
Berdirilah dengan tegak, lalu angkat kedua tangan ke atas kepala. Amati apakah ada perubahan bentuk, ukuran, atau posisi puting.
Perhatikan juga permukaan kulit, apakah tampak keriput, cekung, atau menyerupai kulit jeruk.
2. Rasakan permukaan payudara dengan jari.
Gunakan tiga jari tengah untuk menekan secara lembut, sedang, hingga kuat.
Gerakkan jari membentuk pola melingkar dari tepi menuju puting. Pastikan seluruh bagian payudara dan area ketiak ikut diperiksa.
3. Lakukan pemeriksaan dari berbagai posisi.
Dr. Feyona menegaskan pentingnya memeriksa seluruh bagian payudara secara menyeluruh.
“Posisi pemeriksaannya itu harus berputar ya. Jadi harus semua radio payudaranya itu harus kena gitu,” tuturnya.
Pemeriksaan bisa dimulai dengan posisi berdiri di depan cermin, lalu dilakukan lagi sambil berbaring dengan satu tangan di bawah kepala.
4. Perhatikan keluarnya cairan dari puting.
Jika muncul cairan bening, kekuningan, atau berdarah tanpa sebab, segera periksakan diri ke dokter.
5. Catat dan bandingkan setiap hasil pemeriksaan bulanan.
Catatan ini berguna untuk mengetahui apakah ada perubahan dari waktu ke waktu.
Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai
SADARI tidak hanya sekadar meraba. Pemeriksaan ini juga melatih kepekaan tubuh terhadap tanda-tanda yang bisa menjadi sinyal awal kanker payudara, seperti:
1. Muncul benjolan keras yang tidak hilang setelah menstruasi.
2. Perubahan bentuk atau ukuran payudara yang tiba-tiba.
3. Kulit payudara menebal, mengerut, atau seperti kulit jeruk.
4. Puting tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan.
5. Rasa nyeri yang tidak wajar atau muncul luka yang tidak sembuh.
Apabila salah satu tanda tersebut ditemukan, penting untuk segera melakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG payudara atau mamografi.
*Manfaat SADARI untuk Kesehatan Mental dan Fisik*
Selain untuk mendeteksi kanker, SADARI juga memberikan manfaat psikologis.
Dengan mengenal tubuh sendiri, perempuan belajar memperhatikan kesehatan mereka dengan lebih sadar.
Pemeriksaan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri, karena setiap perubahan dapat diketahui lebih cepat.
SADARI bukan hanya praktik medis, tapi juga bentuk self-care yang sederhana dan penuh makna.
Saat seseorang meluangkan waktu beberapa menit untuk mengenal tubuhnya, sebenarnya ia sedang melindungi diri dari risiko yang lebih besar di masa depan.
*Dari Rumah untuk Masa Depan yang Lebih Sehat*
Pemeriksaan mandiri ini menjadi langkah pertama menuju gaya hidup sadar kesehatan.
Banyak perempuan menunda pemeriksaan karena takut atau malu, padahal SADARI bisa dilakukan dengan aman dan nyaman di rumah sendiri.
Langkah sederhana ini sekaligus menepis anggapan bahwa pemeriksaan kanker hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
SADARI bisa menjadi kebiasaan bulanan yang menenangkan, momen pribadi untuk memastikan tubuh dalam kondisi baik.
Ia menegaskan pentingnya deteksi dini untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara.
“Jadi memang karena kanker payudara ini merupakan kanker yang paling banyak pada wanita dan mengakibatkan kematian paling banyak, maka sejak kini deteksi dan screening itu harus dilakukan,” pungkasnya.
							
							
			
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.