Minimalkan Efek Negatif Kulit Bayi yang Rentan Iritasi, ITB Lakukan Riset Ini
Kulit bayi memang terkenal lembut dan halus, namun di balik kelembutannya, kulit bayi ternyata sangat rentan terhadap iritasi.
Ringkasan Berita:
- Di balik kelembutannya, kulit bayi ternyata sangat rentan terhadap iritasi.
- Struktur kulit bayi yang belum berkembang sempurna seperti kulit orang dewasa.
- Perlu dijaga dengan sangat hati-hati.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kulit bayi memang terkenal lembut dan halus, namun di balik kelembutannya, kulit bayi ternyata sangat rentan terhadap iritasi.
Hal ini disebabkan oleh struktur kulit bayi yang belum berkembang sempurna seperti kulit orang dewasa.
Baca juga: Merawat Kulit Bayi dan Anak di Iklim Tropis, Apa yang Harus Dilakukan?
Struktur kulit yang tipis yakni lapisan epidermis bayi lebih tipis dan belum sepenuhnya matang, sehingga lebih mudah kehilangan kelembapan dan lebih rentan terhadap zat iritan dari luar.
Skin barrier atau pelindung alami kulit bayi belum bekerja secara maksimal, sehingga tidak mampu melindungi dari bakteri, alergen, dan polusi.
Kadar air tinggi, tapi mudah menguap: Kulit bayi mengandung lebih banyak air, namun karena barrier-nya lemah, air mudah menguap dan menyebabkan kulit kering.
Tentang rentannya kulit bayi diakui dokter spesialis anak, Ian Sutedja.
Hadir saat saat MoA (memorandum of agreement) inovasi berbasis sains di dunia perawatan bayi & anak antara Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Gently Baby, ia mengatakan perkembangan kulit bayi perlu didampingi perawatan untuk memaksimalkan kesehatan kulit bayi.
Baca juga: Dua Penyebab Kulit Bayi Berubah Menggelap, Ini Penjelasan Dokter
“Kulit bayi rentan mengalami iritasi karena belum berkembang sempurna, sehingga butuh upaya untuk memaksimalkan kelembapan & skin barrier,” papar dokter Ian Suteja.
Mengutip berbagai literatur membantu kulit bayi tetap sehat, lembap, dan terlindungi dari iritasi, dibutuhkan kandungan-kandungan yang mendukung fungsi skin barrier.
Melihat fakta ini, Nyoman Anjani, selaku CEO & Cofounder Gently Baby berupaya memaksimalkan temuanya melalui uji sains.
“Kami percaya bahwa setiap produk yang menyentuh kulit bayi harus berakar
pada sains. Melalui kolaborasi riset dengan Sekolah Farmasi ITB, kami berkomitmen
menghadirkan inovasi yang bermanfaat secara klinis dan sesuai untuk kulit bayi dan anak demi
mendukung kesehatan kulit bayi di Indonesia” ungkapnya.
Momen pengesahan ini juga dihadiri Rektor ITB, Prof Dr.Ir.Tatacipta Dirgantara , Dekan
Sekolah Farmasi ITB Prof. apt. Diky Mudhakir, S.Si., M.Si., Ph.D, beserta jajaran dosen
Sekolah Farmasi yang juga turut mendukung kolaborasi ini.
“Kerjasama ini adalah salah satu bentuk kontribusi yang kami harapkan, yakni menjadi
institusi pendidikan yang berdampak pada Indonesia khususnya di bidang teknologi
dan kesehatan bayi & anak. Kami berharap hasil riset ini bisa menjadi tonggak bagi
inovasi teknologi perawatan kulit bayi dan anak di tanah air,” ungkap Prof
Dr.Ir.Tatacipta Dirgantara, Rektor ITB.
"Kolaborasi ini merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antara pihak akademi
dan industri di bidang kesehatan untuk anak. Diharapkan kita bisa berkolaborasi
secara nyata sebagai komitmen kuat untuk memberikan dampak besar pada
masyarakat,” tambah Prof. apt. Diky Mudhakir, S.Si., M.Si., Ph.D.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.