Rabu, 5 November 2025

Bukan karena Serangan Jantung, Ini Penyebab Kematian Mendadak Pada Anak Muda yang Aktif 

Pernahkah melihat atlet atau orang yang gemar olahraga mengalami meninggal mendadak? Itu bukan serangan jantung.

Tribunnews.com, Rina Ayu
ARITMIA PADA ANAK MUDA - Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Kardiologi Intervensi Konsultan RS Premier Bintaro dr. Beny Hartono, Sp.JP (berbaju putih), mengatakan, kematian mendadak atlet banyak disebabkan oleh aritmia. Aritmia jadi penyebab kematian pada usia muda dengan 50 – 100 kejadian per 100.000 populasi. Hal ini disampaikan dia dalam talkshow ‘Don’t Miss A Beat: Every Minute Counts’ di Jakarta, Selasa (4/11/2025). (Tribunnews.com/Rina Ayu) 
Ringkasan Berita:
  • Tak sedikit mereka yang berusia muda dan tengah aktif-aktifnya seperti atlet mengalami meninggal mendadak.
  • Serangan jantung sering dianggap jadi penyebab kematiannya.
  • kematian mendadak atlet banyak disebabkan oleh aritmia.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pernahkah melihat atlet atau orang yang gemar olahraga mengalami meninggal mendadak.

Serangan jantung sering dianggap jadi penyebab kematiannya.

Baca juga: Waspadai Aritmia, Gangguan Irama Jantung yang Bisa Picu Stroke

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Kardiologi Intervensi Konsultan RS Premier Bintaro dr. Beny Hartono, Sp.JP, mengatakan, kematian mendadak atlet banyak disebabkan oleh aritmia.

Aritmia jadi penyebab kematian pada usia muda dengan 50 – 100 kejadian per 100.000 populasi.

“Aritmia ini gangguan irama jantung yang berbahaya,” kata dia dalam talkshow ‘Don’t Miss A Beat: Every Minute Counts’ di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Aritmia merupakan kondisi detak jantung yang tidak normal, bisa terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardi), atau tidak beraturan.

Baca juga: Tanjakan Cae di Sumedang Bikin Jantung Berdegup, Ini Tips Lintasi Lokasi Kecelakaan Maut 4 Peziarah

Hal ini terjadi karena impuls listrik jantung terganggu, sehingga mempengaruhi kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

“Normalnya denyut jantung orang dewasa itu 60 – 100 per menit saat beristirahat. Jika kurang atau lebih itu hati-hati ada gangguan irama jantung,” ungkap dr Benny.

Ia mengatakan, gejala aritmia sering dianggap sepele seperti jantung berdebar, pusing atau kepala ringan, sesak napas, nyeri dada (angina), kelelahan ekstrim hingga pingsan mendadak.

“Kapan Harus ke Dokter? Saat jantung berdebar-debar  terjadi terus-menerus atau berulang dalam waktu lama, pusing atau hampir pingsan, sesak napas ekstrem, nyeri dada, kelelahan berlebih,” jelas dia.

Aritmia bisa dicegah dengan pola makan sehat (rendah garam dan lemak), olahraga teratur, hindari rokok, alkohol, kafein berlebihan, kelola stres dan rutin melakukan cek tekanan darah, kolesterol, gula darah, sleep apnea. 

Penanganan aritmia bisa berupa pacemaker, kateter ablasi, Defibrilator Implanted (ICD).

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved