Kamis, 20 November 2025

Mengapa Perempuan Mudah Baper dan Mood Berubah? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa perempuan kerap mengalami perubahan mood yang signifikan atau dianggap lebih sensitif dan mudah baper? 

Freepik
ilustrasi menangis. Mengapa perempuan kerap mengalami perubahan mood yang signifikan atau dianggap lebih sensitif dan mudah baper?  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

Ringkasan Berita:
  • Perempuan kerap mengalami perubahan mood yang signifikan.
  • Kaum hawa dianggap lebih sensitif dan mudah baper, mengapa demikian?
  • Psikiater Filmore Medical Clinic, dr. Karina Kalani, Sp.KJ, menjelaskan fluktuasi suasana hati.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengapa perempuan kerap mengalami perubahan mood yang signifikan atau dianggap lebih sensitif dan mudah baper

Ternyata kondisi ini memiliki dasar ilmiah yang kuat, berkaitan dengan faktor biologis dan psikologis.

Baca juga: Netizen Baper Lihat Foto Arbani Yasiz Dorong Kursi Roda Mawar Dejongh

Psikiater Filmore Medical Clinic, dr. Karina Kalani, Sp.KJ, menjelaskan fluktuasi suasana hati pada perempuan bukanlah hal sepele. 

Perubahan tersebut merupakan respons tubuh terhadap dinamika hormon, aktivitas otak, serta proses internalisasi emosi yang berlangsung terus-menerus.

Dari sisi biologis, hormon memegang peranan besar dalam mengatur mood.

Baca juga: 10 Manfaat Melamun untuk Kesehatan Otak: Jadi Liburan Mini di Pikiran, Menjaga Mood

"Selain hormonal, memiliki dampak ke mood langsung dan berkaitan dengan peningkatan serotonin dan dopamin," kata dr. Karina Kalani di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Ia menerangkan serotonin berperan dalam menciptakan rasa tenang dan nyaman, sementara dopamin berkaitan dengan motivasi dan dorongan dalam mengambil keputusan.

Selama siklus menstruasi, kadar estrogen mengalami perubahan cepat. 

Di beberapa fase, estrogen dapat meningkatkan energi dan motivasi. 

Namun menjelang PMS, ketidakstabilan hormon ini memicu sensasi emosional yang lebih intens.

"Kalau siklus haid memang hormon estrogen sedang naik jadi semangat, motivasi, apa yang mau dikerjakan menuju waktu PMS itu meningkat. Itu karena ketidakstabilan estrogen," jelasnya.

Selain estrogen, hormon progesteron juga turut memengaruhi kondisi emosional. 

Ketika kedua hormon ini berfluktuasi, otak merespons dengan perubahan mood yang bisa terjadi dari hari ke hari.

Namun, perubahan suasana hati pada perempuan tidak hanya dipengaruhi faktor biologis. 

Faktor psikologis seperti kebiasaan refleksi diri juga ikut berperan.

"Lebih banyak refleksi diri. Ketika refleksi biasanya ada internalizing, makanya saat nggak ada kerjaan, biasanya mengulang yang terjadi dan itu mempengaruhi mood. Itu yang membuat perempuan jadi moody," terangnya.

Ia menegaskan ekspresi emosi pada perempuan bukan berarti mereka tidak mampu mengelola perasaan, tetapi merupakan bagian dari cara mereka berkomunikasi.

"Itu sebenarnya adalah cara perempuan menunjukkan komunikasi, itu dianggap sebagai komunikasi dan upayanya," ujarnya.

Tanpa disadari, perempuan kerap mengekspresikan perasaan sebagai bentuk komunikasi interpersonal.

"Secara nggak sadar perempuan menunjukkan emosi dengan cara speak up. Itu sesuatu yang dianggap nggak bisa kelola emosi, padahal itu caranya berkomunikasi," jelasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved