Gonore Kian Kebal Obat, WHO Soroti Generasi Muda yang Lebih Berisiko
WHO kembali mengingatkan publik global tentang meningkatnya kasus gonore yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik.
Ringkasan Berita:
- Kasus gonore yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik meningkat
- Resistensi antibiotik untuk mengatasi gonore meningkat tajam dalam dua tahun terakhir.
- Kelompok usia yang paling banyak terdampak gonore adalah usia produktif dengan rata-rata 27 tahun.
TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan publik global tentang meningkatnya kasus gonore yang tidak mempan ditangani dengan antibiotik.
Temuan terbaru ini menjadi alarm serius, terutama bagi generasi muda yang menjadi kelompok dengan mobilitas tinggi dan pola hidup seksual yang dinamis.
Data ini dirilis bertepatan dengan Pekan Kesadaran Resistensi Antimikroba (AMR) Sedunia 2025, menekankan urgensi memperkuat deteksi dini, akses pengobatan, dan pengawasan berbasis laboratorium untuk infeksi menular seksual (IMS).
Gaya Hidup Seksual Modern dan Tantangan Baru
Berdasarkan laporan terbaru Program Pengawasan Antimikroba Gonokokal yang Ditingkatkan (EGASP), resistensi antibiotik untuk mengatasi gonore meningkat tajam dalam dua tahun terakhir.
Tren ini tidak hanya menggambarkan tantangan medis, tetapi juga menunjukkan perubahan pola interaksi sosial dan seksual masyarakat.
Menurut WHO, mobilitas yang tinggi, penggunaan antibiotik tanpa resep, dan hubungan seksual tanpa perlindungan menjadi faktor yang berkontribusi pada penyebaran strain gonore yang semakin kebal.
“Upaya global ini penting untuk melacak, mencegah, dan merespons gonore yang resistan terhadap obat serta melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia,” ujar Dr. Tereza Kasaeva, Direktur Departemen HIV, TB, Hepatitis, & IMS WHO dilansir, Rabu (19/11/2025)
Angka Resistensi Meningkat Tajam, Asia Termasuk yang Terdampak
Antara tahun 2022 dan 2024, resistensi terhadap dua antibiotik utama, seftriakson dan sefiksim, melonjak signifikan, masing-masing dari 0,8 persen menjadi 5 persen dan dari 1,7 persen menjadi 11 persen.
Resistensi terhadap siprofloksasin bahkan tetap berada di angka 95 persen.
Baca juga: Gonore Kerapkali Disangka Keputihan, Ketahui Perbedaannya
Negara-negara di kawasan Pasifik Barat, termasuk Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia, melaporkan lebih dari setengah kasus gonore simptomatik pada pria.
Kelompok usia yang paling banyak terdampak adalah usia produktif dengan rata-rata 27 tahun.
Di dalam kelompok ini, 42 persen melaporkan memiliki banyak pasangan seksual dalam 30 hari terakhir dan 19 persen baru saja bepergian, memperkuat bukti bahwa mobilitas dan gaya hidup menjadi bagian dari risiko.
Transformasi Pengawasan: Genomik hingga Pengembangan Obat Baru
Di tengah meningkatnya resistensi, WHO memperluas pengawasan global melalui EGASP.
Pada 2024, sebanyak 12 negara berkontribusi memberikan data pengawasan, meningkat drastis dari hanya empat negara pada 2022.
WHO juga memajukan pendekatan genomik, mengurutkan hampir 3.000 sampel dari delapan negara.
| Pemantauan Antibiotik Harus Ekstra Ketat Cegah Resistensi Antimikroba |
|
|---|
| Sudan di Ambang Kehancuran: Kelaparan di Tengah Perang, Wabah Kolera Mulai Merajalela |
|
|---|
| Konsumsi Susu Formula di Indonesia Meningkat, Cakupan ASI Eksklusif Jauh dari Target WHO |
|
|---|
| Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per Hari Menurut WHO |
|
|---|
| Pesta Gay di Puncak Bogor Digerebek: 75 Orang Diamankan, Sebagian Reaktif Penyakit Menular Seksual |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/LOGO-WHO.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.