Alat Tes Covid-19 Kini Diadaptasi untuk Deteksi TBC
Sebagai upaya deteksi tuberkulosis (TBC), alat tes covid-19 kini diadaptasi untuk tes TBC.
Ringkasan Berita:
- Alat tes covid-19 kini diadaptasi untuk tes TBC.
- Inovasi ini dihasilkan produsen alat kesehatan lokal.
- Indigen berbasis metode PCR sehingga dapat memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya untuk tes covid-19.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Sebagai upaya deteksi tuberkulosis (TBC), alat tes covid-19 kini diadaptasi untuk tes TBC.
Produk inovasi lokal berbasis teknologi open-system PCR yang telah tersedia di 11 provinsi Indonesia.
Baca juga: Pasien Penyakit Diare Kini Bisa Tes PCR, Sudah Tersedia di Rumah Sakit
Inovasi ini terungkap dalam acara “Kick Off Kampanye TOSS TBC – Temukan dan Obati Sampai Sembuh TBC” yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Direktur PT KalGen DNA Wahyu Retno Ambarwati mengatakan, Indigen berbasis metode PCR sehingga dapat memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya digunakan untuk tes covid-19.
Baca juga: Masyarakat Bisa Tes Covid-19 Mandiri, Hasil Dilaporkan Lewat Aplikasi SatuSehat
Sehingga bisa memberikan hasil yang lebih cepat untuk banyak sampel dalam satu kali proses.
“Produksi lokal selaras dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional,” tutur Retno.
Indigen dapat mendeteksi empat target gen sekaligus, yaitu Mycobacterium tuberculosis (MTB), Nontuberculous Mycobacteria (NTM), serta resistensi terhadap dua obat utama anti-TB: Rifampisin dan Isoniazid.
Dengan kemampuan deteksi tersebut, diharapkan dapat membantu dokter memberikan pengobatan TBC yang lebih tepat dan efektif.
Hasil uji ilmiah menunjukkan tingkat sensitivitas mencapai 94,12 persen dan spesifisitas sebesar 98,36 perse, dengan pengujian terhadap lebih dari 700 sampel klinis populasi Indonesia.
Data ilmiah telah dipublikasikan secara internasional dan memperoleh hasil evaluasi sangat baik dari Kementerian Kesehatan RI
"Kami ingin memastikan pemerataan dan peningkatan kapasitas akses deteksi dini TBC di berbagai fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia,” ujar dia.
Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr. Benjamin Paulus Oktavianus (dr. Benny) menegaskan kunci percepatan eliminasi TBC ada pada penemuan kasus aktif di lapangan.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 terdapat 856.000 kasus TBC baru yang ditemukan, meningkat signifikan dibandingkan 443.000 kasus pada 2021.
Kenaikan ini bukan menandakan situasi memburuk, melainkan menunjukkan keberhasilan upaya deteksi yang semakin masif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.