Jumat, 5 September 2025

Buka Pelatihan, Gus Ipul Tekankan Transparansi Keuangan Sekolah Rakyat

Menteri Sosial Gus Ipul menegaskan setiap rupiah di Sekolah Rakyat adalah harapan jutaan anak Indonesia.

Editor: Content Writer
Dok. Kemensos
TRANSPARANSI SEKOLAH RAKYAT - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Sekolah Rakyat bagi Bendahara dan Pelatihan Administrasi bagi Tata Usaha Tahun 2025 di Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Jakarta, Rabu (3/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Sekolah Rakyat bagi Bendahara serta Pelatihan Administrasi bagi Tata Usaha Tahun 2025 di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Dalam sambutannya, Gus Ipul menekankan pentingnya tata kelola keuangan dalam mendukung program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

“Karena setiap rupiah di Sekolah Rakyat adalah harapan. Harapan dari jutaan Anak Indonesia yang ingin masa depannya lebih baik,” ujar Gus Ipul.

Pelatihan ini berlangsung pada 2–6 September 2025 di dua lokasi, yakni Pusdiklatbangprof Kemensos dan Hotel Kristal, Jakarta Selatan. Total peserta mencapai 250 orang, terdiri dari Bendahara dan Tata Usaha Sekolah Rakyat dari seluruh Indonesia.

Gus Ipul mengajak peserta memahami kunci utama dari Sekolah Rakyat. Pertama, memuliakan wong cilik dengan memastikan setiap rupiah dikelola secara baik dan benar.

Kedua, menjangkau yang belum terjangkau. Data menunjukkan ada sekitar 4 juta anak usia sekolah di Indonesia yang tidak sekolah, putus sekolah, atau berpotensi putus sekolah.

Ketiga, memungkinkan yang tidak mungkin. Gus Ipul mencontohkan banyak anak dari keluarga kurang mampu menganggap sekolah sebagai barang mewah, sehingga memilih bekerja membantu orang tua.

“Sekolah Rakyat memungkinkan yang tidak mungkin. Anak-anak yang hampir putus harapan kini bisa tetap bersekolah,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga mengingatkan adanya tiga hal yang tidak boleh terjadi di Sekolah Rakyat, yaitu perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, serta intoleransi atau radikalisme.

“Tiga hal ini disebut sebagai tiga dosa pendidikan Indonesia. Tidak boleh terjadi. Mari bijak bersama-sama. Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan arah kebijakan penganggaran Sekolah Rakyat harus mencerminkan semangat memutus mata rantai kemiskinan dan menyiapkan generasi emas.

Ia menegaskan, anggaran negara sarat dengan aturan, sehingga setiap rupiah harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Sekolah ini rumah harapan anak-anak dari keluarga miskin. Dibutuhkan kepekaan, fleksibilitas, dan kecepatan bertindak tanpa mengabaikan peraturan,” kata Gus Ipul.

Menurutnya, pengelola anggaran dituntut bekerja profesional, adaptif, serta memiliki tanggung jawab moral dan etika.

“Ini bukan proyek biasa, ini proyek masa depan bangsa. Kita tidak sedang mengelola anggaran belanja, kita sedang mengelola harapan anak-anak yang akan mengangkat harkat dan martabat orang tuanya,” tegasnya.
Pesan Penutup Gus Ipul

Gus Ipul menegaskan bahwa seluruh elemen yang bekerja di Sekolah Rakyat memiliki peran penting, termasuk tenaga kependidikan di bidang pengelolaan keuangan.

Ia menutup dengan pesan agar tata kelola tetap profesional dan penuh integritas.

“Administrasi yang kaku bisa membunuh semangat pelayanan. Tapi pelayanan yang sembrono bisa menabrak hukum. Temukanlah jalannya, jalan yang profesional, cepat, dan tetap dalam koridor integritas,” tutupnya.
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan