Senin, 13 Oktober 2025

Fatma Saifullah Yusuf Dorong Kolaborasi dan Gerakan Sinergi Batik Inklusif di Kota Solo

Menjelang Hari Disabilitas Internasional, Fatma Saifullah Yusuf menggerakkan sinergi batik inklusif sebagai wujud pemberdayaan penyandang disabilitas.

Editor: Content Writer
Istimewa
SINERGI BATIK INKLUSIF - Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos), Fatma Saifullah Yusuf melihat karya batik bersama perajin di Solo, Minggu (12/10/2025). Kunjungan ini menegaskan komitmen Kemensos dalam mendorong pelestarian budaya sekaligus pemberdayaan penyandang disabilitas. 

Sebagai wujud perhatian nyata, Fatma menyerahkan bantuan ATENSI kepada 13 penerima manfaat (PM) pembatik disabilitas. Bantuan ini terdiri dari kebutuhan dasar dan perlengkapan rumah tangga, antara lain beras, minyak goreng, kipas angin, sarung, dan perlengkapan mandi

“Bantuan ini bukan sekadar dukungan material, tetapi bentuk penghargaan atas semangat dan karya mereka. Kita ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju kemandirian sosial,” tegas Fatma.

Kunjungan di Batik Ciprat Jombor turut didampingi oleh kepala Sentra Terpadu Soeharso, ketua DWP Sentra Terpadu Soeharso Solo, Wiyarsi (Lurah Jombor), Arvenita Firmansyan Maymora (Camat Bendosari), Eni Suparmin (Kadinsos), Heru Endarjo (Kadin Dinas Pendidikan), serta pendamping Shelter Workshop Peduli Wijaya Mulya.

Penasihat II DWP Kemensos, Intan Agus Jabo Priyono, menegaskan bahwa DWP Kemensos berkomitmen memperkuat jejaring pemberdayaan perempuan dan keluarga penyandang disabilitas.

“Inklusivitas harus dihidupkan di setiap lini mulai dari keluarga, komunitas, hingga dunia kerja. Batik adalah cara kita menjahit kemandirian itu,” ujar Intan.

Melalui kemitraan antara Batik Owen dan Batik Ciprat Jombor, DWP Kemensos ingin membangun rantai nilai ekonomi batik yang inklusif, di mana penyandang disabilitas menjadi subjek aktif dalam proses penciptaan, bukan sekadar penerima bantuan.

Menjelang peringatan HDI 2025, kunjungan ini menjadi simbol bahwa inklusivitas bukan sekadar tema tahunan, melainkan gerakan berkelanjutan. Dari Solo, pesan yang dibawa Fatma dan DWP Kemensos jelas: pelestarian budaya dan pemberdayaan sosial dapat berjalan seiring, membentuk wajah Indonesia yang lebih ramah, mandiri, dan berdaya saing.

“Kita ingin karya teman-teman disabilitas bukan hanya dikenal, tetapi diakui sebagai bagian dari identitas bangsa. Setiap warna pada kain mereka adalah cerita perjuangan, dan hari ini kita bersama menuliskannya,” tutup Fatma.

Baca juga: Penasehat I DWP Fatma Saifullah Ajak Portadin Bangun Ekosistem Inklusif dan Mandiri bagi Disabilitas

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved