Rabu, 27 Agustus 2025

Tribun Jakarta Cover Story

Liburan Sambil Belajar? Tetap Menyenangkan Lho

liburan identik pula dengan berwisata. Pola pikir sederhana ini paling sering hinggap di kepala anak.

zoom-inlihat foto Liburan Sambil Belajar? Tetap Menyenangkan Lho
Tribun Jakarta/Jeprima
Suasana liburan Nyepi di Jakarta di manfaatkan oleh para kelurga untuk berkunjung ke tempat rekreasi yang ada di Ancol, Jumat (23/03/2012). Hari libur besar banyak dimanfaatkan pada seluruh keluarga untuk memanfaatkan rekreasi. (Tribun Jakarta/Jeprima)

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Zulfikar dan Glerry Lazuardy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Definisi liburan identik dengan tidak sekolah. Dan, liburan identik pula dengan berwisata. Pola pikir sederhana ini paling sering hinggap di kepala anak. Jadinya tak heran bila buah hati secara tak langsung berharap orangtua untuk merencanakan liburan yang paling berkesan.

Sebagai orangtua, tentu saja sulit mengelak permintaan buah hati. Apalagi sayang juga membiarkan mereka mengisi liburan tanpa ada aktivitas yang bermakna. Nah, di sinilah perlunya memutar otak bagaimana mengisi liburan dengan cara kreatif dan edukatif. Dan yang tak kalah penting tetap menyenangkan.

Liburan kreatif dan edukatif. Ya, itulah dua hal yang mesti ditekankan. Terlebih lagi, mengasah kreativitas dan mendidik anak tak hanya harus dilakukan di sekolah saja, tapi juga di mana saja dan kapan saja. Termasuk di kala liburan.

Mungkin sebagai contoh adalah mengajak anak lebih dekat dengan alam. Konsep liburan macam ini sudah sejak lama diterapkan artis Ine Febriyanti. "Saya suka mengajak anak dekat dengan alam kalau pas liburan," katanya, Sabtu (3/6/2012).

Praktiknya, Ine mengajak ketiga anaknya berkemah di alam terbuka di Sukabumi, Jawa Barat. Atau melakukan perjalanan darat dengan kendaraan dan singgah di kawasan-kawasan yang menyajikan panorama alam yang indah. "Saya suka anak-anak dekat dengan alam. Itu pula akhirnya yang mendorong saya menyekolahkan mereka di sekolah alam di Ciganjur," terang ibu dari tiga anak ini.

Begitu pun dengan Diva Pop Titi DJ. "Biasanya, saya lebih suka bawa mereka liburan ke tempat di mana anak-anak bisa lebih dekat dengan alam. Katakanlah mengajak mereka ke Bird Park dan Elephant Safari supaya mereka kenal berbagai burung," terang ibu dari empat ini.

Bisa jadi, Ine dan Titi DJ ingin buah hatinya tak hanya berinteraksi dengan gadget, komputer, apalagi TV. Barang-barang penanda kemajuan zaman itu bisa mengisolasikan anak-anak dari kesenangan menjelajahi alam. Belum lagi aktivitas belajar-mengajar di sekolah kadang juga membatasi anak bergaul dengan alam.

Hal inilah yang menjadi keprihatinan Richard Louv. Dalam bukunya Last Child in The Woods: Saving Our Children from Nature-Deficit Disorder, Richard menulis betapa kehidupan anak yang jauh dengan alam akan merugikan kesehatan fisik, mental, dan menghambat kreativitas. Kondisi ini disebutnya sebagai Nature Deficit Disorder alias gangguan defisit alam.

Situasi ini juga ditangkap sejumlah agen perjalanan wisata. Mereka banyak menawarkan program paket wisata liburan sekolah dengan tema wisata edukasi. Kalau tidak ada rencana keluar kota, bisa menyimak tawaran dari Dolphin Ecotourism yang merancang paket wisata Program Pelestarian penyu sisik secara semi alami dan alami di Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS).

Salah satu kegiatannya adalah melihat langsung dan meraba anak penyu (tukik). Selain itu juga bisa melakukan pelepasan penyu. Pelepasan dilakukan pada pagi atau menjelang matahari terbenam dengan kondisi pantai yang bersih dari sampah.

Sedangkan bagi yang berencana keluar kota, dapat mencermati paket wisata dari Lombok Network Holidays yang menawarkan Rinjani Trek lima hari empat malam via Sembalun. Paket wisata ini menyajikan pengalaman mendaki Gunung Rinjani.

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan