Sate Kelinci di Tawangmangu, Kok Rasanya Mirip Ayam
Ini sate ayam atau kelinci? Saya pesannya sate kelinci, tapi kok rasanya seperti ayam
Penulis:
Yulis Sulistyawan

Beruntung ia mendapat lahan kosong di pinggir jalan yang posisinya miring hampir 45 derajat. Lahan miring tersebut ia sulap menjadi warung seluas 8 x 6 meter. Kayu-kayu panjang ia tanjapkan menjadi kaki peyangga bagi warungnya. Warungnya mirip rumah bertingkat, namun bawahnya kosong karena lahan miring.
Walhasil, warung sate Pak Temon terkesan luas dan lega. Tiga meja panjang ia siapkan bagi pembeli yang ia layani dari jam 10.00-24.00 WIB.
Untuk melayani pembeli, setiap harinya Pak Temon memotong 15 kelinci yang beratnya per ekor 1,5-2 kg. "Hampir 1000 tusuk jadinya dari 15 kelinci itu," ujar Pak Temon yang berdagang dengan ditemani istri serta satu kerabatnya.
Sedangkan untuk sate ayam, Pak Temon sengaja menyediakan karena tidak semua pembeli doyan dengan kelinci.
"Hampir semua pembeli suka dengan sate kelinci. Dagingnya lembut kenyal dan lebih berserat," ujar Pak Temon.
Pelanggannya tak cuma warga Tawangmangu atau dari Karanganyar. "Banyak pelanggan saya dari Solo, Jogja, Semarang. Setiap mereka wisata ke Tawangmangu, pasti beli sate kelinci," lanjut Pak Temon.
Sate kelinci Pak Temon sedikit berbeda dengan sate kelinci yang dijual pedagang lainnya. Bu Temon pun membuka rahasianya. 12 bumbu menjadi kunci kelezatan sate kelinci yang mereka jual.
"12 bumbu itu antara lain kacang,bawang putih, bawang merah,jeruk, gula,garam, kecap," ujar Bu Temon sambil tertawa.
Pak Temon menambahkan, kelinci yang dipilihnya pun juga kelinci muda yakni sekitar 6-8 bulan. Makanya dagingnya pun terasa empuk.
Sebelum tusukan sate kelinci dibakar dalam arang membara, daging dicelupkan dalam 12 bumbu racikan tersebut. Begitu terbakar, aroma sedap pun langsung meluncur dari tempat pembakaran sate. Racikan bumbu tersebut selain membuat sate menjadi lebih lezat, juga menghilangkan bau amis dari daging kelinci.
Satu porsi sate kelinci Pak Temon berjumlah 10 tusuk sate. Plus sepiring lontong yang dihidangkan menjadi satu dengan sate, harganya Rp 12.000. Baluran bumbu kacang dan kecap pun membuat sate lebih gurih. Potongan cabe dan bawang merah pun di sediakan. Sedangkan sate ayam dengan jumlah sama, ia jual lebih murah yakni Rp 10 ribu perporsi.
Bagi yang gemar pedas,tinggal comot potongan cabe. Dan yang gemar gurih, silakan ambil bawang merah yang sudah dipotong.
Begitu dihidangkan, seporsi sate kelinci plus jahe panas langsung menggoda. Apalagi, malam itu cuaca Tawangamangu cukup dingin dengan suhu sekitar 23 derajat celcius. Rasanya langsung mak nyuss.