Heni Hermawan, Dulu Sopir Kini Juragan Catering Beromzet Ratusan Juta
Dulu kerja sebagai sopir bergaji Rp 200 ribu, kini Heni Hermawan juragan catering beromzet ratusan juta rupiah!



Singkat cerita, kini Heni dan istri lewat bendera Al Mukarommah Catering meladeni catering untuk sembilan perusahaan berskala besar dan menengah di Cilegon dan sekitarnya.
Dari sembilan itu, empat di antaranya perusahaan berskala besar dengan jumlah karyawan ratusan bahkan ribuan. Antara laian PT Nestle, Kimia Nusantara, Sankyu dan Gajah Tunggal.
Masuk akal kalau omzet usaha Heni berkembang cepat dan mencetak angka ratusan juta rupiah tiap bulan. Apalagi lelaki yang melewatkan masa SMA-nya di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo ini membuka catering Al Mukarommah kawasan sekitar Banten, yakni Cikupa, Bojonegara, Anyer, selain di markas utama di Cilegon.
Di markas utamanya saja, usaha Heni didukung empat armada pengangkut catering. Yakni dua mobil box, satu pick up dan satu mobil Grand Max. Tapi sang istri menolak bila disebut pengusaha kuliner, meski sudah mempekerjakan 45 karyawan.
"Ah, masih kecil-kecilan. kalau karyawannya sudah sampai ribuan, itu baru pengusaha. Baru layak masuk majalah atau koran, " sahut Lilik Afifah, merendah.
Hindari Persaingan Tak Sehat
Namanya bsnis tentu tak terhindar dari persaingan. Tapi landasan agama yang kuat membuat pasangan ini bertahan dan menghindar dari persaingan tak sehat.
Tapi karena cenderung bermain lurus-lurus, bisnis catering Al Mukarommah terkadang mengalami cobaan aneh-aneh. Contohnya, bisnis Heni kena iseng ulah mistis pesaingnya.
Banten yang terkenal dengan hal-hal berbau supranatural. mewarnai bisnis keluarga yang taat beribadah ini. Misalnya, entah sudah berapa kali Heni merasakan pengalaman aneh.
Tiba-tiba nasi untuk catering yang baru saja dimasak itu basi! Ini tak sekali saja, tapi berkali-kali. Terpaksa Heni dan anak buahnya menanak nasi lagi untuk mengejar waktu pengiriman makan siang untuk ratusan karyawan perusahaan tertentu.
Heni juga tak luput dari suka-duka dikomplain pelanggan. Misalnya ada yang mengeluhkan nasinya terlalu keras, tapi ada juga yang meminta nasi jangan terlalu lembek, sayur kurang asin dan sebaliknya.
"Saya tak terlalu peduli kalau keluhannya menyangkut selera. Orang kan ada yang suka nasi lembek dan sebaliknya. Bagaimana bisa menuruti satu persatu selera?" tuturnya.
Heni dan Lilik baru menunjukkan rasa kepedulian tinggi kalau keluhannya sudah sangat mengganggu kenyamanan pelanggan. Misalnya keterlambatan pengiriman atau ada komponen menu yang berkurang dari biasanya, karena kesalahan teknis. Anehnya, kenaikan harga kebutuhan pokok yang begitu cepat tak otomatis membuat pasangan ini bisa menaikkan tarif catering.
"Sembako naik, ya risiko. Kami tak bisa otomatis dikit-dikit naikkin harga. Yang penting masih mendapat margin keuntungan dan pelanggan tak lari ke tempat lain, itu kami sudah senang," imbuh usahawan yabg mengaku tak pernah menghitung detil berapa keuntungan bisnisnya itu.
Baca Artikel Menarik Lainnya
- Alleira Kenalkan Batik Etnik Modern di Berlin Fashion Event 2012 2 jam lalu
- Mas Haryo Cakra: 12-12-12 Angka Sial Hati-hatilah 2 jam lalu
- Major Minor Ekspansi ke Harvey Nichols London 2 jam lalu
- Foto-foto Syahrini Motif Macan 2 jam lalu
- Dua Pemuda Ini Berprestasi di Kontes Pria Internasional 5 jam lalu
- Tas Anyaman Rotan Cantik Ini Bisa Jadi Tambahan Koleksi 7 jam lalu
- Terlalu Sering Membersihkan Wajah Picu Jerawat 7 jam lalu
- Cermat Memilih Sofa Berikan Kenyamanan di Rumah 8 jam lalu
- Pisang Molen Ini Tampil Beda 8 jam lalu
- Lagi Heboh, Paket Liburan Bertarif Khusus Plus Ditemani Wanita Cantik Seksi Senin, 10 Desember 2012
- Mau Tahu Asal-usul Angklung? Datangi Pameran Budaya Ini Minggu, 9 Desember 2012
- Tips Sukses dari Helmi Yahya: Jadikan PNS Sebagai Cita-cita Sampingan Minggu, 9 Desember 2012