Selasa, 7 Oktober 2025

Ruang-Ruang yang Berbicara di Art Jakarta 2025, Paduan Seni dan Desain  

Pameran ini setiap tahun menghadirkan ribuan pengunjung dari kolektor, seniman, hingga pencinta gaya hidup kreatif

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
ART JAKARTA - Di edisi 2025 ini, Art Jakarta kembali menegaskan posisinya sebagai barometer ekosistem seni kontemporer, sekaligus membuka ruang bagi disiplin lain yang semakin lekat dengan seni dan desain. Art Jakarta tahun ini bukan hanya pameran, tetapi panggung di mana ide-ide tumbuh dan bertransformasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, pameran seni tidak lagi dipandang sekadar ruang apresiasi karya, melainkan juga arena di mana kreativitas berkembang dan berbagai industri saling bertemu.

Dari Basel hingga Singapura, kehadiran ruang-ruang khusus seperti lounge dan instalasi desain menjadi daya tarik tersendiri, memberi pengalaman yang lebih kaya bagi pengunjung.

Fenomena serupa kini semakin terasa di Indonesia melalui Art Jakarta, pameran seni terbesar di Asia Tenggara.

Pameran ini setiap tahun menghadirkan ribuan pengunjung dari kolektor, seniman, hingga pencinta gaya hidup kreatif.

Di edisi 2025 ini, Art Jakarta kembali menegaskan posisinya sebagai barometer ekosistem seni kontemporer, sekaligus membuka ruang bagi disiplin lain yang semakin lekat.dengan seni dan desain.

Baca juga: Patung Mickiv Emas Karya Arkiv Vilmansa Tampil Ikonik di Art Jakarta Gardens 2025

Art Jakarta tahun ini bukan hanya pameran, tetapi panggung di mana ide-ide tumbuh dan bertransformasi.

Di balik instalasi dan diskusi, ada semangat untuk menjadikan Jakarta bukan hanya sebagai kota, tetapi sebagai pusat percakapan desain yang relevan dan berkelanjutan.

Dan mungkin, di antara langkah-langkah pengunjung yang lalu-lalang, ada satu momen hening di lounge itu—ketika seseorang duduk, menatap sekeliling, dan menyadari bahwa desain bisa menyentuh, bahkan tanpa kata.

Di tengah hiruk-pikuk Art Jakarta 2025, sebuah ruang tenang berdiri seperti jeda dalam simfoni. 

Salah satu sudutnya berupa VIP Lounge yang didesain sengaja bukan sekadar tempat istirahat, melainkan sebuah narasi visual yang mengajak pengunjung untuk berhenti, meresapi, dan berdialog dengan desain.

Putra Tjokroadisoerjo selaku Head of Content CASA Indonesia mengatakan, Art Jakarta selalu menjadi panggung seni yang mempertemukan kreativitas lintas disiplin.

"Kami melihat inilah momentum yang tepat untuk memperkenalkan diri dan kami ingin memberikan pengalaman intim, eksklusif, sekaligus menjadi jembatan awal antara dunia seni, desain, dan arsitektur di satu ruang yang kohesif.” ujarnya, baru-baru ini.

Dua pendekatan arsitektur bertemu di sini menghadirkan lanskap yang nyaris mimpi: kolom berlumut, tirai menyerupai hutan, dan cahaya buatan yang menyerupai matahari siang.

Rasanya seperti melangkah ke taman rahasia di tengah galeri.

Objek lain yang lebih akrab—kursi—namun mengolahnya menjadi refleksi tentang waktu, tekstur, dan transformasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved