Penanganan Covid
Orangtua Jadi Kunci Bentengi Anak dari Covid-19 Saat Mereka Tidak Divaksin
Anak-anak belum bisa mendapatkan vaksinasi Covid 19, meski mereka masuk kelompok rentan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Willem Jonata
Berdasarkan pengamatan Yuli dari kunjungannya di beberapa kawasan padat penduduk di Jakarta seperti Manggarai, Cipinang, Senen hingga Tangerang, susu dan diapers anak adalah kebutuhan anak yang banyak dipangkas keluarga saat pandemi melanda.
“Untuk diapers, nggak masalah, masih ada alternatif popok kain yang juga lebih ramah lingkungan. Tapi untuk susu, ini harus hati-hati,” jelas Yuli.
Pegiat kesehatan anak ini menjelaskan, di dalam susu terdapat zat gizi dan mikronutrient yang penting bagi pertumbuhan anak.
Namun sayangnya, pengetahuan masyarakat mengenai hal ini masih kurang. “Masyarakat baru sekedar tahu anak perlu minum susu, tapi tidak tahu kenapa anak perlu minum susu,” ujar Yuli.
Kurangnya edukasi inilah yang menimbulkan persoalan baru ditengah masyarakat.
“Orangtua kemudian mencari alternatif susu yang murah, yang penting anak tetap minum susu. Maka jadilah anak mengkonsumsi kental manis. Belum lagi di awal-awal bantuan sembako kerap terselip susu jenis kental manis. Ini bukannya membentengi anak, tapi justru memancing masalah baru bagi kesehatan anak,” jelas Yuli.
Lebih lanjut, Yuli menegaskan langkah awal yang harus dilakukan orang tua adalah memastikan anak mendapat ASI minimal selama 6 bulan pertama.
“Setelah 6 bulan, anak sudah mengenal MPASI, inikan artinya kebutuhan gizi anak dapat dipenuhi dari bahan pangan kaya protein. Anak dibiasakan mengkonsumsi makanan tinggi kandungan gizi sejak dini, dengan demikian tidak ada ada alasan lagi orang tua memberikan kental manis untuk anak sebagai pengganti susu,” pungkas Yuli.
Sebelumnya, perwakilan UNICEF Debora Comini memprediksi jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen karena COVID-19. Ini berarti ada peningkatan risiko wasting. Pada saat yang sama, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami wasting akan lebih cenderung mengalami stunting. Anak-anak dengan stunting dan wasting akan rentan terhadap gangguan perkembangan jangka panjang.
“COVID-19 memukul keluarga yang paling rentan. Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak,” kata Debora Comini.
Dalam merespon COVID-19, UNICEF bekerja dengan pemerintah untuk melanjutkan layanan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang rentan, termasuk pemantauan pertumbuhan, distribusi gizi mikro, dukungan bagi para ibu untuk pemberian makan bayi dan anak secara memadai, dan penapisan serta perawatan anak balita karena gizi buruk.