Sabtu, 23 Agustus 2025

Pengin Tindik, Tak Disarankan Gunakan Piercing Gun, Ini Alasannya

Piercing atau tindik membuat penampilan seseorang jadi menonjol. Apalagi ketika yang  ditindik berada di bagian wajah.

Editor: Willem Jonata
Instagram Piercing Indonesia
Tindik telinga. 

TRIBUNNEWS.COM - Piercing atau tindik membuat penampilan seseorang jadi menonjol. Apalagi ketika yang  ditindik berada di bagian wajah.

Tindik bagi sebagian orang juga sebagai sarana mengekspresikan diri.

Ada beberapa metode piercing. Salah satu yang populer adalah piercing gun atau menggunakan alat tindik tembak.

Mungkin terlihat murah dan nyaman, tetapi sejumlah faktor membuat piercing gun atau alat tindik tembak ini tidak aman dan tidak tepat digunakan untuk menindik tubuh manusia.

"Bahkan tidak gua sarankan sama sekali sekalipun untuk tindik telinga," kata Neyo, founder Piercing Indonesia.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ketahui Risiko Melakukan Tindik Sendiri

Awalnya, menurut dia, alat tindik tembak diciptakan untuk menandai ternak dan hewan-hewan lain, lalu diadaptasi untuk digunakan pada manusia.

Alat ini menancapkan anting yang runcing menembus kulit secara paksa, sehingga menyebabkan lebih banyak trauma dan ketidaknyamanan pada jaringan tubuh dibandingkan pengunaan jarum tindik seperti yang biasa digunakan oleh penindik profesional.

Niyo, vokalis Nano Band, saat ini aktif sebagai ahli piercing.
Niyo, vokalis Nano Band, saat ini aktif sebagai ahli piercing. (dok pribadi)

"Selain itu, anting yang ditancapkan pun umumnya hanya ada satu ukuran sehinga tidak akan cocok untuk setiap orang serta tidak bisa mengakomodasi cuping telinga yang berisi atau jika terjadi pembengkakan, sudah pasti tidak bertahan lama untuk sebuah piercing," terangnya.

Anting ini, lanjut dia, biasanya menggunakan tutup belakang model kupu-kupu yang dapat menghambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi karena ia menekan jaringan kulit dan daging telinga, membatasi sirkulasi darah, dan menahan proses sekresi dan bakteri di dalamnya.

Darah dari orang yang ditindik dapat mengkontaminasi bagian dalam alat itu yang nantinya digunakan lagi secara berulang-ulang (reusable).

Baca juga: Niyo, vokalis Nano Band, Cerita Kerja Sampingannya sebagai Tukang Tindik atau Piercing

Ketika bersentuhan dengan jaringan tubuh klien selanjutnya, besar kemungkinan terjadinya penularan penyakit.

Kadang-kadang alat tembak tersebut “di-sanitasi” setiap kali penggunaan dengan menggunakan alkohol atau disinfektan lain, tetapi ini pun tidak cukup untuk membunuh seluruh mikroba.

Sebagian besar piercing gun mengandung plastik yang dapat meleleh, sehingga tidak dapat diproses di autoclave (mesin sterilisasi dengan menggunakan panas dan tekanan).

Pembuat alat tembak telah berusaha mengatasi masalah ini dengan memproduksi kartrid “sekali pakai” yang diisikan perhiasan, tetapi lagi-lagi karena bagian ujungnya dimasukkan ke dalam perangkat yang reusable, kartrid ini tetap memiliki risiko infeksi yang lebih besar daripada piercing menggunakan jarum steril sekali pakai.

Masalah lain pun kerap muncul, alat ini gagal menembus jaringan pada tembakan pertama, atau antingnya tidak bisa keluar, sehingga tersangkut selama proses piercing.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan