Efek Polusi Udara pada Kesehatan Kulit yang Perlu Diwaspadai
Tingkat polusi udara yang tinggi memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan kulit, ini efek polusi udara bagi kesehatan kulit.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Theresia Felisiani
"Hal ini dapat menyebabkan memudahkan timbulnya masalah bintik/bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan," ungkap dokter Arini

3. Menghalangi Fungsi Alami Kulit
Paparan polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC) dapat mengganggu fungsi penghalang alami kulit.
Hal ini mengompromikan kemampuannya untuk menjaga kelembapan, menyebabkan kulit kering, iritasi, dan penghalang kulit yang terganggu yang rentan terhadap kerusakan lebih lanjut dari faktor eksternal.
4. Tingkatkan Risiko Penuaan Dini
Kualitas udara yang buruk juga berkontribusi pada peningkatan risiko penuaan dini dan kerusakan kulit.
Polutan udara, seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif, dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit, menyebabkan keriput, garis halus, dan kehilangan kekencangan kulit.
Ia pun menyoroti pentingnya inisiatif publik dan pemerintah dalam menangani masalah-masalah kulit terkait polusi.
Mendorong pengurangan emisi dan regulasi yang lebih ketat terhadap polutan industri dapat membantu mengurangi dampak merugikan polusi terhadap kesehatan lingkungan dan kulit.
"Sangat penting untuk memahami bahwa polusi tidak hanya mempengaruhi lingkungan kita, tetapi juga memberi dampak buruk pada kesehatan dan penampilan kulit kita," harap Dosen dan peneliti Fakultas Kedokteran UKRIDA - Departemen Kulit ini.
Baca juga: Industri dan Transportasi Penyebab Utama Polusi Udara di Jakarta
Lebih jauh terdapat pula efek gabungan polusi dan sinar UV pada kesehatan kulit di era perubahan iklim, yang membuat masalah kesehatan kulit semakin meningkat.
Ia menjelaskan bahaya potensial yang disebabkan oleh kombinasi faktor ini, dengan menekankan perlunya peningkatan kesadaran dan langkah-langkah perlindungan.
Polusi telah lama diakui sebagai ancaman terhadap kesehatan kulit.
Namun, penelitian terbaru telah mengungkap bahwa interaksi antara polusi dan radiasi UV memperburuk efek merugikan pada kulit.
Kombinasi polusi dan radiasi UV menyebabkan produksi radikal bebas, sangat reaktif yang merusak komponen seluler, termasuk DNA, protein, dan lipid.
Kerusakan ini dapat menyebabkan penuaan dini, melemahnya barrier (sawar) kulit, peningkatan sensitivitas kulit, dan risiko lebih tinggi kambuhnya masalah kulit sebelumnya seperti jerawat, eksim/dermatitis, rosacea, dan lainnya.
Baca juga: Soroti Risiko Polusi Udara, Anggota Komisi IX DPR RI Minta Pemerintah Siapkan Solusi Jangka Pendek
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.