Jumat, 12 September 2025

Mengenal Cancel Culture yang Dialami Aktris Korea Kim Sae Ron Sebelum Ditemukan Tewas di Rumahnya

Sebagian orang melihat cancel culture sebagai bentuk akuntabilitas sosial yang menuntut pertanggungjawaban atas tindakan seseorang

Penulis: Eko Sutriyanto
allkpop
CANCEL CULTURE - Aktris Kim Sae Ron kepergok bermain poker selama 3 jam setelah sebelumnya dikabarkan jatuh miskin. Sebelum ditemukan meninggal dunia, Minggu (16/2/2025) Kim Sae Ron mendapat cancel culture karena tersandung kasus menyetir dalam keadaan mabuk 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Korea Selatan, Kim Sae Ron ditemukan meninggal dunia, Minggu (16/2/2025).

Sebelum ditemukan meninggal dunia, Kim Sae Ron mendapat cancel culture karena tersandung kasus menyetir dalam keadaan mabuk.

Pada Rabu (18/5/2022),  Kim Sae Ron terlibat dalam kecelakaan mobil di dekat Persimpangan Hakdong di Gangnam-gu, Seoul.

Kecelakaan tunggal itu mengakibatkan kerusakan fasilitas umum seperti pagar pembatas jalan, pohon, dan trafo.

Setelah kejadian tersebut, ia pun ditangkap oleh pihak kepolisian.

Meskipun dia meminta tes darah alih-alih alat penghisap napas, kandungan alkohol dalam darahnya ditemukan 0,2 persen, jauh melebihi batas legal sebesar 0,08%.

Baca juga: Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya

Aksi sang aktris itu menuai banyak kecaman hingga menimbulkan kebencian publik alias memuculkan cancel culture.

Apa Itu Cancel Culture?

Cancel culture adalah fenomena di mana seseorang atau suatu entitas—seperti selebriti, merek, atau organisasi—menghadapi boikot atau kecaman besar-besaran di media sosial atau publik karena dianggap melakukan sesuatu yang tidak etis, kontroversial, atau bertentangan dengan norma sosial yang berlaku.

Biasanya, cancel culture terjadi ketika masyarakat menilai seseorang telah melakukan tindakan yang dianggap salah, seperti rasisme, seksisme, atau penyebaran informasi berbahaya.

Akibatnya, individu tersebut bisa kehilangan reputasi, pekerjaan, atau dukungan publik.

Dirangkum dari berbagai sumber, sebagian orang melihat cancel culture sebagai bentuk akuntabilitas sosial yang menuntut pertanggungjawaban atas tindakan seseorang. 

Namun, ada juga yang menganggapnya sebagai tindakan berlebihan yang dapat menghancurkan karier atau kehidupan seseorang tanpa memberi ruang untuk klarifikasi atau perbaikan.

Sejarah Singkat Cancel Culture

Dikutip dari New York Times, fenomena serupa dengan cancel culture sudah ada sejak awal abad ke-21 di Tiongkok.

Istilah renrou sousuo muncul dalam bahasa gaul untuk menggambarkan kelompok netizen yang mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang mereka minati.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan