Bacaan Doa
Doa Makan dalam Islam agar Lebih Berkah dan Bebas Gangguan Setan
Doa makan dalam Islam dapat dibaca sebelum dan sesudah makan. Bagi yang lupa membacanya, dapat membaca doa lupa berdoa ketika makan.
TRIBUNNEWS.COM - Doa makan dalam ajaran Islam dalam dibaca sebelum dan sesudah makan.
Hal ini karena makan bukan hanya aktivitas fisik, tapi juga ibadah dalam Islam.
Setiap suapan yang diawali dengan menyebut nama Allah SWT dan diakhiri dengan rasa syukur adalah bagian dari adab mulia yang diajarkan Rasulullah.
Islam mengajarkan agar umatnya makan dengan penuh kesadaran, adab, dan doa, agar makanan membawa keberkahan, kesehatan, serta terhindar dari syetan.
Kementerian Agama RI (Kemenag) menyebutkan ada sebuah hadis yang menganjurkan seorang mukmin untuk membaca sebelum makan.
“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan berkata: ‘Kalian tidak mempunyai tempat untuk bermalam dan makan malam bagi kalian.’ Jika seseorang masuk tetapi tidak menyebut nama Allah saat memasuki rumah, maka setan berkata: ‘Kamu telah mendapatkan tempat bermalam.’ Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata: ‘Kalian telah mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (HR. Muslim No. 2018)
Selain itu, Kemenag menulis doa makan Islam melalui buku Kumpulan Doa Sehari-hari, terbitan Kemenag tahun 2013.
Doa Sebelum Makan
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma bārik lanā fīmā razaqtanā wa qinā ‘adzāban-nār.
Artinya: “Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan lindungilah kami dari siksa api neraka.” (HR. Ibnu as-Sani)
Baca juga: Doa Kelancaran Berbicara agar Tidak Gugup dan Percaya Diri
Jika lupa membaca di awal, dianjurkan membaca saat teringat:
بِسْمِ ٱللّٰهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Bismillāhi awwalahu wa ākhirahu
Artinya: "Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya."
Doa Setelah Makan
ٱلْـحَمْدُ لِلّٰهِ ٱلَّذِي أَطْعَمَنِي هَٰذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ
Al-ḥamdu lillāhil-ladzī aṭ‘amanī hādzā wa razaqanīhi min ghairi ḥaulin minnī wa lā quwwah
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku." (HR. Abu Daud)
Adab Ketika Makan
Kemenag Kalimantan Tengah menyebutkan sejumlah adab ketika makan sesuai dengan ajaran Islam.
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menjaga kebersihan adalah bagian dari iman.
Selain itu, tangan bisa menjadi sarana penyebaran kuman atau penyakit.
Mencuci tangan sebelum makan mencegah penyakit masuk ke tubuh, sedangkan mencuci tangan sesudah makan membersihkan sisa makanan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Hal ini berdasarkan hadis berikut ini:
"Kebersihan itu sebagian dari iman." (HR. Muslim No. 223)
2. Membaca doa sebelum makan
Membaca doa berarti memohon keberkahan dari Allah atas makanan yang dikonsumsi dan perlindungan dari godaan setan, karena jika tidak menyebut nama Allah, setan ikut makan bersama.
Hal ini sesuai dengan hadis:
“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan berkata: ‘Kalian tidak mempunyai tempat untuk bermalam dan makan malam bagi kalian.’ Jika seseorang masuk tetapi tidak menyebut nama Allah saat memasuki rumah, maka setan berkata: ‘Kamu telah mendapatkan tempat bermalam.’ Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata: ‘Kalian telah mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (HR. Muslim No. 2018)
3. Makan dengan tangan kanan
Tangan kanan dimuliakan dalam ajaran Islam.
Rasulullah menyuruh makan dan minum dengan tangan kanan, karena tangan kiri digunakan untuk hal-hal yang dianggap kurang bersih.
"Jika salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya." (HR. Muslim No. 2020)
4. Tidak mencela makanan
Mencela makanan menunjukkan ketidaksyukuran terhadap nikmat Allah.
Rasulullah tidak pernah mencela makanan, karena setiap rezeki adalah pemberian dari Allah, sebagaiman dalam hadis:
"Rasulullah tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya. Jika tidak, beliau meninggalkannya." (HR. Bukhari No. 5409)
5. Makan dari sisi yang dekat
Makan dari bagian makanan yang paling dekat adalah adab dan bentuk penghormatan terhadap orang lain. Ini mencegah sifat rakus dan menjaga kebersihan, seperti disebutkan dalam hadis:
"Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari bagian yang dekat denganmu." (HR. Bukhari No. 5376, Muslim No. 2022)
6. Tidak berlebihan (tidak kenyang berlebihan)
Islam menganjurkan agar tidak makan berlebihan karena dapat merusak kesehatan dan menumpulkan hati.
Rasulullah mengajarkan agar sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napas.
"Tidak ada bejana yang diisi anak Adam lebih buruk dari perutnya." (HR. Tirmidzi No. 2380)
7. Tidak makan sambil bersandar
Makan sambil bersandar bisa menunjukkan sikap sombong atau terlalu santai.
Rasulullah tidak pernah makan dengan posisi bersandar, karena itu juga bisa mempengaruhi pencernaan.
"Aku tidak makan sambil bersandar." (HR. Bukhari No. 5083)
8. Tidak meniup makanan atau minuman
Meniup makanan dianggap tidak sopan dan bisa menyebarkan kuman dari mulut ke makanan.
Rasulullah melarang meniup makanan/minuman karena bisa membawa penyakit, sebagaimana dalam hadis:
"Rasulullah melarang meniup ke dalam minuman." (HR. Tirmidzi No. 1887)
9. Bersyukur dan membaca doa setelah makan
Bersyukur setelah makan menunjukkan rasa terima kasih kepada Allah atas nikmat-Nya. Doa setelah makan juga menjadi bentuk dzikir yang mengangkat derajat seorang hamba.
"Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang jika ia makan, maka ia memuji-Nya." (HR. Muslim No. 2734)
10. Menghindari israf (pemborosan makanan)
Membuang makanan termasuk perbuatan mubazir, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang boros.
Selain itu, menghargai makanan berarti menghargai rezeki dari Allah.
Hal ini berdasarkan ayat Al-Quran:
"Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raf: 31)
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.