Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Anggap Perjanjian dengan Anies Baswedan Tak Penting, Gerindra Pilih Fokus Menangkan Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, pihaknya fokus memenangkan Prabowo menjadi presiden di 2024.

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerindra tak mau ambil pusing soal munculnya perjanjian antara Prabowo Subianto dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, pihaknya fokus memenangkan Prabowo menjadi presiden di 2024.

"Kami enggak tertarik lah isi perjanjian. Itu enggak penting bagi kami lah. Yang paling penting bagaimana pak Prabowo bisa maju dan menang di 2024," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Untuk diketahui, perjanjian itu mengemuka setelah Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno menyampaikannya dalam sebuah podcast.

Perjanjian tersebut kabarnya berisi kesepakatan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo dan Anies soal Pilpres.

Dalam perjanjian itu, Anies disebut-sebut tidak akan maju apabila Prabowo ikut dalam kontestasi Pilpres. Hal itu lantaran Anies saat Pilkada DKI 2017 diusung oleh Gerindra dan PKS.

"Udah lah, sekarang kami fokus pada bagaimana memenangkan Prabowo sebagai presiden 2024," ujar Habiburokhman.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyebutkan bahwa ada perjanjian antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan terkait dengan Pemilihan Presiden atau Pilpres.

Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Perjanjian Anies-Prabowo, Pengamat: Bisa Menimbulkan Persepsi Negatif

Dalam tayangan podcast Akbar Faisal Uncencored yang dikutip Senin (30/1/2023), Sandiaga mengatakan bahwa perjanjian tersebut tertulis dan dibuatkan oleh Fadli Zon.

“Tertulis dan untuk episode itu saya mengusulkan Bang Akbar mengundang Fadli Zon. Karena dia yang mendraft dan dia yang menulis tangan itu,” kata Sandiaga Uno.

Ia menjelaskan bahwa perjanjian itu berkaitan dengan beredarnya potongan video Anies bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres.

Kala itu, Sandiaga menjadi Wakil Anies untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Yang pada akhirnya sempat menimbulkan kebuntuan di internal Partai Gerindra. Kemudian atas kebuntuan tersebut dibentuklah sebuah perjanjian tertulis oleh Fadli Zon.

“Terus terang waktu itu sempat ada kebuntuan. Dan sosok sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral untuk akhirnya melihat, merumuskan dan meramu dari 3 kubu itu,” tuturnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved