Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2024

Elektabilitas Ganjar Merosot Ketimbang Prabowo dan Anies, LSI Jelaskan Faktor Kuncinya

Angka tersebut menurun dibandingkan elektabilitasnya pada Februari 2023 sebesar 35,0 persen.

Penulis: Reza Deni
Editor: Erik S
Tangkapan Layar YouTube Najwa Shihab
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami penurunan. 

Meski sempat digadang-gadang sebagai capres 2024 dari PDIP,  endorsment atau sinyal dukungan yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ternyata membuat elektabilitas Ganjar menurun.

Kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi masih di atas 73 persen sehingga pengaruhnya masih sangat besar dalam menentukan calon penerus yang bisa menjaga legacy yang telah dibuatnya.

Dari survei yang dilakukan LSI pada periode 31 Maret-4 April 2023, terlihat  pergeseran poros yang sangat besar pada tiga kandidat capres 2024, di mana elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat, Ganjar Pranowo cenderung mengalami kemunduran, sementara Anies relatif tidak banyak berubah.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, jika elektabilitas Ganjar terus menurun, kemungkinan besar Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan duet di Pilpres 2024.

"Prabowo dan Ganjar bisa saja berduet, siapa yang jadi capres dan cawapres itu tergantung elektabilitas dan keikhlasan PDIP sebagai partai pemenang pemilu apakah mau kandidatnya menjadi cawapres atau tidak," ujar Burhanuddin dalam rilis LSI tersebut.

Adapun untuk partai politik yang paling banyak dipilih masyarakat versi survei LSI masih ditempati PDIP 17,7 persen, Gerindra 12,8 persen, Golkar 7,8 persen, PKS 7,6 persen, Demokrat 5,4 persen, PKB 4,4 persen, NasDem 4,1 persen, dan Perindo 3,1 persen.

Baca juga: Hasil Survei LSI Terbaru, Prabowo Subianto Unggul dari Ganjar dan Anies

Adapun survei LSI dilakukan dalam rentang 31 Maret hingga 4 April 2023, dengan melibatkan 1.229 responden Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel yakni 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved