Minggu, 9 November 2025

Pilpres 2024

PKB Ingin Koalisi dengan Gerindra Tetap Lanjut: 11 Bulan Berlalu, Masa Dinamika Tinggal 2 Bulan

PKB berharap koalisi atau kerja sama politik antara PKB dengan Partai Gerindra tetap bisa berlanjut hingga Pemilu 2024.

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi rumah dinas Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu (9/7/2023). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda berharap koalisi atau kerja sama politik antara PKB dengan Partai Gerindra tetap bisa berlanjut hingga Pemilu 2024.

Huda mengatakan langkah PKB dengan Gerindra tinggal sedikit lagi untuk mengumumkan nama capres dan cawapres.

Sementara keduanya sudah menjalani koalisi selama 11 bulan.

Adapun maksud Huda, jangan sampai koalisi yang sudah dijalin itu kandas secara sia-sia.

"Dinamika ini tinggal dua bulan lagi, enggak lebih menurut saya, masa 11 bulan sudah kita bisa lalui, 2 bulan enggak bisa," kata Huda saat talk show bertajuk 'PKB Mendengar, Gus Imin Pilih Siapa?' di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Rentang waktu 2 bulan yang dimaksud Huda yakni terhitung mulai hari ini hingga pendaftaran capres-cawapres ke KPU di bulan Oktober 2023.

"Kita akan bisa melalui dua bulan ini deklarasi Prabowo cak Imin dalam waktu dekat," kata dia.

Baca juga: Tak Punya Motif Lain Jadi Cawapres Prabowo, PKB Sebut Cak Imin Hanya Ingin Urus NU dan Pesantren

Tak hanya itu, Huda juga memandang kalau sejauh ini hanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas oleh Gerindra-PKB lah yang memilki kesehatan politik.

Dia menyebut, kedua partai politik itu saling melengkapi satu sama lain sebagai rekan koalisi.

"Artinya pada sisi kesehatan politik partai PKB Gerindra yang paling sehat itu yang saya sebut satu-satunya koalisi yang paling sehat menghadapi Pemilu 2024," kata dia.

Gerindra dan PKB kata Huda bisa melengkapi tidak hanya untuk lolos dalam ambang batas Presidential Threshold 20 persen.

Melainkan juga kata dia, soal suara atau wilayah keterpilihan di antara kedua partai tersebut.

Hanya saja, dalam memutuskan langkah politik termasuk soal penentuan capres-cawapres harus bersabar, sebab, menurutnya banyak pertimbangan yang harus dilakukan.

"Jadi ini kenapa saya ngotot harusnya harus dipertahankan terkait dengan kondisi PKB Gerindra ini. Butuh kesabaran visioner dan revolusi," tukas dia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved