Pilpres 2024
Budiman Sudjatmiko Berharap Tak Dipecat dari PDIP Buntut Dukung Prabowo
Kader PDI Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko aku siap diberi sanksi namun berharap tak dipecat dari partai buntut dukung Bacapres Prabowo Subianto.
Penulis:
Milani Resti Dilanggi
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNEWS.COM - Kader PDI Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko mengaku sadar terkait risiko dari langkahnya yang memilih tak mendukung bakal calon presiden (bacapres) partainya, Ganjar Pranowo.
Budiman lebih memilih melakukan manuver dengan mendukung bacapres Gerindra Prabowo Subianto.
Ia pun berharap tak mendapat sanksi berat berupa pemecatan dari PDIP atas dukungannya tersebut.
Meski demikian, jika nantinya ia harus dipecat, Budiman yakin tetap menjadi kader nasionalis dan soekarnois, sesuai ideologi partai berlambang banteng itu.
Sebab menurutnya, dukungan yang dilakukan kepada Prabowo bisa membuka jalan afiliasi strategis PDI-P dengan Gerindra.
Baca juga: Dukungan Budiman Sudjatmiko ke Prabowo Dinilai Upaya Tepis Isu Pelanggaran HAM
"Bisa saja kesimpulannya begitu sehingga saya tidak dinyatakan terlalu bersalah."
"Sehingga kemudian tindakan saya ya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," katanya, di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam dikutip dari Kompas.com.
Namun demikian, Budiman mengaku dengan bersedih hati siap menerima konsekuensi apapun nantinya.
"Jika misalnya yang saya katakan yang saya lakukan (mendukung Prabowo) salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keanggotaan saya, tentu saya sangat sedih," kata Budiman.
Terkait sanksi, Budiman menyebut belum ada surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI-P hingga saat ini.
Alasan Dukung Prabowo
Budiman menegaskan, dukungan yang diberikan itu bukan karena elektoral Prabowo yang saat ini terus meningkat.
Aktivis 1998 itu mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa memilih mendukung Prabowo.
"Saya sedikit harus membantah, saya dikatakan pindah seolah hanya karena melihat elektoral. Itu tidak," ujar Budiman, Sabtu (19/8/2023).
"Kalau soal kita kalah elektoral kita bisa menebusnya lima tahun ke depan," lanjutnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.