Senin, 18 Agustus 2025

Pemilu 2024

Plus Minus Jika Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Potensi Lolos Parlemen hingga Hubungan Jokowi-PDIP

Baru saja berstatus sebagai anggota, Kaesang kini langsung diusulkan untuk menduduki jabatan tertinggi partai yakni ketua umum. 

Penulis: Daryono
Editor: Arif Fajar Nasucha
YouTube Kaesang Pangarep by GK Hebat
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Baru saja berstatus sebagai anggota, Kaesang kini langsung diusulkan untuk menduduki jabatan tertinggi partai yakni ketua umum PSI. 

Dengan Kaesang menjadi Ketua umum PSI, ada harapan bisa membawa PSI lolos dan memiki kursi di DPR RI. 

Mengingat dalam Pileg 2019 lalu, PSI gagal masuk ke Senayan karena perolehan suaranya di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen. 

"Tentu saja Kaesang tidak akan dibicarakan banyak orang kalau bukan anak Presiden Jokowi yang kebetulan presiden dengan popularitas tinggi sekitar 80 persen. Efek Jokowi ini diharapkan mampu memompa elektabilitas PSI yang sejauh ini masih sangat tidak aman untuk lolos parliamentary threshold," kata Burhanuddin.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis Survei Indikator: Evaluasi Publik Atas penanganan Mudik 2023, Minggu (14/5/2023).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi (Tribunnews.com/ Ashri Fadilla)

Menurut Burhanuddin, apabila Kaesang hanya dipasang sebagai kader, efek elektoralnya diperkirakan tidak akan terlihat.

Namun, lanjut Burhanuddin, akan berbeda apabila Kaesang dipasang sebagai ketua umum. 

"Tapi kalau langsung dipasang sebagai ketua umum mungkin efek elektoralnya akan bisa mengangkat, minimal meloloskan PSI ke Senayan," ujarnya.

Pendapat senada disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. 

Menurut Qodari, masuknya Kaesang berpotensi mendongkrak suara partai secara signifikan dalam Pemilu 2024. 

Pasalnya, lanjut Qodari, mencermati dinamika politik di tanah air, faktor figur menjadi salah satu variabel penting dalam pemenangan pemilu.

"Jadi misalnya, Partai Demokrat besar itu karena ada tokoh Pak SBY. Kemudian PDIP sendiri tahun 1999 bisa menjadi pemenang pemilu karena faktor Ibu Mega, kemudian Gerindra bisa signifikan karena faktor Pak Prabowo," kata Qodari saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/9/2023) lalu.

"Nah faktor tokoh ini bisa langsung misalnya dalam kasus Ibu Mega dan Pak Prabowo mereka ketua umumnya tapi bisa juga tidak langsung, misalnya Partai Demokrat kita ingat tahun 2004 Pak SBY tidak ketua umum Partai Demokrat tetapi istrinya adalah wakil ketua umum," imbuhnya.

Penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk Kaesang Pangarep di Kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Sabtu (23/9/2023).
Penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk Kaesang Pangarep di Kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Sabtu (23/9/2023). (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Dikatakan Qodari, faktor Jokowi akan sangat menentukan dalam perebutan elektoral di Pemilu 2024.

Hal itu mengingat tingginya tingkat kepuasan Jokowi di angka 80 persen.

"Bahkan capres-capres ini, terutama yang sedang leading seperti Prabowo dan Ganjar itu sebetulnya kan suaranya tidak lepas dari kepopuleran Pak Jokowi, karena dua tokoh ini menggunakan tagline keberlanjutan yang artinya meneruskan kepemimpinan Pak Jokowi," ujar Qodari.

"Nah mayoritas masyarakat Indonesia itu mau Pak Jokowi itu dilanjutkan kepemimpinannya program-programnya," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan