Jumat, 15 Agustus 2025

Pilpres 2024

Respons Jusuf Kalla Ketika Balas Rayuan Ganjar Pranowo

Jusuf Kalla tersenyum dan menepuk pundak ganjar dua kali usai dirayu Capres nomor urut tiga itu mendukung dirinya di Pilpres 2024.

Kolase foto Tribunnews
Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo berjabat tangan dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla sebelum pertemuan di Kediaman Jusuf Kalla, Jakarta, Minggu (19/11/2023). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahmi dan berbincang mengenai Pemilu 2024. 

JK juga menyebut Pemilu 2024 adalah penentu cita-cita Generasi Emas 2045. Pemilu 2024 yang berlangsung adil akan berbuah hasil baik di 2045. Dari itu, JK mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga aparat-aparat negara untuk menjalankan pemilu secara baik. Menjunjung netralitas.

“Sekali lagi, kita ingin menjaga bangsa dan negara ini aman ke depan mencapai tahun 45 (Indonesia emas) seperti yang diinginkan Pak Jokowi. Tapi syaratnya ialah berlakulah adil, berlaku lah netral, begitu tidak, maka bangsa ini akan mulai masalah,” kata JK.

JK berharap dalam situasi seperti saat ini, menuju Pemilu 2024, peranan aparat pemerintah – meliputi kepolisian, TNI, dan seluruh aparat negara — betul-betul melaksanakan Pemilu secara baik dan aman.

”Dengan cara netral. Kenapa? Kita kemukakan netralitas karena sumpah semua pejabat, sumpah semua aparat, selalu berbunyi akan taat kepada Undang-Undang, dan akan melaksanakan segala tugasnya dengan sebaik-baiknya dengan seadil-adilnya,” kata JK.

Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyambangi kediaman Wakil Presiden RI Ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/11/2023) sore.
Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyambangi kediaman Wakil Presiden RI Ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/11/2023) sore. (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Sumpah tersebut, tambah JK, keluar dari semua pejabat saat dilantik. Apabila ada pejabat melanggar sumpah, maka hukuman yang akan didapatkan tidak hanya di dunia, tapi juga akan ditagih di akhirat.

"Jadi, apabila ada pejabat tingkat apa pun, tidak berlaku adil maka dia melanggar sumpah. Dan sumpahnya selalu ada Al-Quran dan Injil, jadi berat sekali hukumannya. Bukan hanya hukuman dunia, tapi akhirat bagi siapa saja yang melaksanakan pemilu ini tidak sebaik-baiknya dan seadil-adilnya," ujarnya.

JK menegaskan, semua orang boleh berbeda soal pilihan. Tapi mengenai masa depan bangsa itu yang harus jadi perhatian. “Kita bisa berbeda, berbeda pilihan politik, tapi kita tidak berbeda dalam pilihan negara,” imbuhnya.

"Maka keinginan kita, negara untuk ke depan, juga keinginan Pak Jokowi, bagaimana 2045 baik, tidak mungkin 2045 baik, kalau hari ini tidak baik, kita setuju itu Pak Jokowi, bahwa kita menuju 2045 baik, tapi apabila diberikan contoh yang tidak baik pada tahun 2024, maka akan melahirkan ketidakadilan pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap JK.(tribun network/ibr/dod)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan